Order pertama



Alkhamdulillah di awal bulan puasa, dapat orderan kripik dari Jakarta. Aku ambil cuti 2 hari sekaligus awal puasa bersama keluarga, selain itu untuk membantu beberapa hal untuk pengawasan produksi hingga pengiriman paket. Dari 350 bungkus yang dipesan, kami hanya sanggupi 250 bungkus untuk gramatur 250gr. Namanya dessa kecil, mencari dus besar saja keliling dunia nggak ketemu, akhirnya dapat dari saudara yang kerja di luar negeri yang biasa terima paketan besar.
Dari saur hingga siang kami kerjakan pengemasan dan pelebelan hingga selesai. Akhirnya hari Senin, kami berangkat ke Ajibarang untuk memaketkan ke Jakarta menggunakan kurir ESL Lorena. Berat timbangan 38Kg, dengan tarif 6500/kg maka kami harus membayar Rp. 250.000 untuk satu kali pengiriman. Istriku cuma merengut mungkin sambil berhitung, bahan baku, minyak yang lagi selangit,
ongkos kerja orang, kita dapat apa kalau belum apa-apa sudah buang segitu. Aku tenangkan dia, itulah dunia usaha dan ini permulaan kita belum tau kurir yang tepat dan murah untuk pengiriman barang segede itu. Yang penting kita sudah melakukan seusai pesanan dan harus cepat. "lain kali kita jual kiloan atau bal-bala
n, dari pada kemasan begini, udah makan waktu, tenaga, hasil nggak seberapa" keluhnya. Aku diam saja sambil memperbaiki posisi
pangku Alya yang duduk di depan kap mobil bak sewaan.

Akupun berangkat selasa pagi 02 Agustus dengan badan yang
lumayan capek, maka aku sengaja berangkat pagi agar s
ore bisa istirahat. Rabu pagi masuk, dan pertempuran rutin menjemukan menghadang. Beranjak siang, security mengabarkan paket katanya sudah datang. Hari ini aku akan tagih karena kesepakatan awal pembayaran setelah seminggu barang diterima.

Untuk paket kecil-kecil tujuan bitung, karena ada teknisi
kapal yang setiap 2 minggu sekali mampir kantor dia selalu pesan meskipun party kecil tapi lumayan. Dan alkhamdulillah, tanpa disangka kemarin dapat telfon dari cilacap mau order 1 ball buat permulaan, dia tau dari internet, indonetwork yang saya pasang iklan beberapa hari lalu.

Maka segera kukomunikasikan dengan istri dirumah, musti beli talas dan pisang dari petani sebanyak mungkin untuk antisipasi lonjakan permintaan.

Semoga kami bisa usaha lebih baik ya, Allah...

Sementara kios yang kami gagas beberapa taun lalu, saat ini meskipun jauh dari keramaian, ternyata memang rejeki Allah ada di manapun, kios kami ramai apalagi di bulan Ramadhan, rame oleh anak-anak yang main, jajan kembang api.. tapi kami tetap bersyukur. Tidak ada yang sia-sia dari sebuah usaha. Aya makin banyak teman, setiap ada orang lewat disapanya.... tapi kami jadi kangen rumah, baiti jannati.. kami hanya pulang ke rumah setelah Tarawih usai, setelah sahur kembali ke kios untuk menyusun rencana, belanja, dan bersih-bersih.