Senda gurau

Day 2.
Musim kawin banyak hajatan..
Alkhamdulillah bojoku berangsur pulih. ..

Mendadak mudik

Masih saja di kantor menjelang magrib. Lalu ku telpon si kriwil tapi suaranya gak selantang biasanya. Lirih dan parau dan seperti kesedihan. Ia merengek minta aku pulang karena mama sakit. Kupastikan dengan meminta hpnya diberikan ke mamanya. Benar, aku harus pulang malam itu juga. Ada yang dirasakan dalam tubuhnya dan aku yakin ini berkaitan dengan peralihan kontrasep dari x ke y.

Mencari pesenan si kriwil yaitu jaket warna ping dan beberapa makanan kesukaan nipong. Jam 6 sore lewat menuju kediaman. Mandi dan lain sebagainya pergilah ke kemayoran. Beruntung masih ada tiket bus. Tunggu menunggu, si bus baru datang jam 10. Baru kali ini mudik ke kampung berangkat dr jakarta jam 10 malam.

Koper ini tidak muat di loker atap lalu kutaruh saja di tempat duduk di sampingku. Karena sudah jadi garis dari dulu tidak pernah mujur kalau perjalanan jauh tak pernah kudapati seorang perempuan duduk di sampingku. Maka tas packer ini menjadi kawan yang mudah buat kusandari atau merangsak saat kendaraan meliuk belok kanan atau kiri.

Jam 06 baru sampai brebes prukpuk artinya masih sekitar 2 jam lagi buat ketemu anak istri.

Gunung slamet membiru di kejauhan kokoh berselimut awan. Cercah sinar mentari pagi keemasan menerobos di balik gunung.. indah sekali. Hamparan hijau yang luas di musim hujan seperti permadani. Tuh... gunungnya ikut ke manapun roda ini berputar. Kadang seperti siluman ada di sebelah kanan kendaraan lalu pindah lagi di sebelah kiri.

Hp bergetar... seharusnya alya yang telpon. Aku juga musti kirim kabar buat team di kantor kalau hari ini gak bisa ikut meeting sosialisai i-step. Entah apalagi ini....

Ngidek tembelek

Hari yang memuakan, langkah yang cepat dan energik, beriring siul pula harus tersadar dari lurusnya pandang. Kaki ini tak beralaskan bakyah atau sepatu, karena jalan begitu mulus dan kering. Tidak ku khawatirkan sedikitpun licin atau becek. Lagi, mata kaki ini sudah hafal ke arah mana jalan ini menuju. Tapi apa lacur, tiba-tiba aku tersentak dengan perasaan yang hangat, empuk, dan becek didalam serasa menjalar dan menempel di telapak kaki ini.
Aku tak mungkin melanjutkan langkah ini, tapi berhenti pun tidak mungkin, karena tembelek ini begitu menyengat, sepertinya baru keluar dari tempat yang sama ketika telur ayam menetas. Aku menoleh ke belakang, dan memperhatikan untaian tembelek ini nempel di telapak kakiku.
Mestinya ada rumput tebal untuk menggosokan telapak kaki ini, tapi sejauh mata menatap tak kujumpai rumput liar yang bergoyang karena terpaan angin. Aku mengorbankan air mineral yang kian hari kian mahal saja harganya hanya untuk menyiram dan membersihkan tembelek lancung ini. Sungguh menjijikan, tapi aku berterima kasih kepada ayam yang ia sendiri tak pernah tau tempat yang tepat untuk mengeluarkan kotoran. Tapi anehnya ayam ini tahu bener ke mana ia mesti mengeluarkan telornya, -petarangan nama tempatnya. Bahkan aku bisa belajar dari ayam yang EE dan menimbulkan telapak kakiku tanpa menyadari menginjaknya. Konon, air yang turun, burung yang terbang, daun yang jatuh dari pohonnya seluruhnya dalam perhitungan-Nya.
Jikalau, karena ngidek tembelek ini menjadi moment indah untuk berhenti sejenak dan merenung atas kejadian demi kejadian. Namun jika apapun yang terjadi tidak membuatku berfikir, maka akan berapa kali kaki ini mesti ngidek tembelek. ha..

Cemburu skill

Kita dibekali sifat cemburu oleh Sang Maha Pencipta sebagai dasar untuk bertahan hidup. Sifat dasar inilah yang kerap kali dipandang sebagai biang kerok dan awal mula bencana kemanusiaan. Iri dan cemburu adalah satu kesatuan yang mana bila sifat iri dimaksudkan untuk rasa ingin berlebihan akan hal yang orang lain miliki, sedangakan cemburu adalah untuk menempatkan suatu rasa lebih ke arah hubungan cinta. Cemburu menurut analisa Kis Wongso, seorang konsultan yang tinggal di Multiply.com mengungkapkan baru-baru ini, bahwa rasa cemburu sama besarnya dimiliki baik oleh wanita maupun pria. Namun pemakaian rasa cemburu bisa dibedakan tergantung dari karakter masing-masing.

Kalau mau belajar cemburu, kita bisa tengok pada mahluk Allah yang berupa ayam. Ayam, ketika sedang memadu kasih, ia sangat protektif. Jago yang sedang mendampingi betina, bila jago lain datang, ia rela mati untuk betina kesayangannya.

Tapi karena kita manusia, kita tidak bisa mengadopsi keseluruhan dari apa yang dicontohkan unggas itu. Tapi kita perlu curiga, bila kita tak lagi cemburu terhadap gangguan yang menerpa pasangan kita.

Silahkan yang mau konsultasi, dijamin jawabannya katrok...

5 cm

Letakan jari telunjukmu 5cm tepat di depan keningmu lalu teriakan segala keinginanmu. Kita punya kaki untuk melangkah, punya tangan untuk bekerja, punya otak untuk berfikir, punya hati untuk merasakan dan punya mulut untuk berdoa. Film baru indonesia yang tadinya kuanggap tidak bermutu. Karena sudah terlanjur parno dengan sejumlah produksi film bertema hantu tak bermutu. Lalu karena tidak sengaja kutonton saja film ini dan hasilnya lumayan menghibur dan memotivasi hidupku. Diluar perkiraan... ini bagus sekali.

Ngandroid

Jaman ini aku mengalami tekhnologi digital yang percepatan perubahanya bagai sekejap mata. Kalau dulu sepeda motor disebut honda karena "branding" yang kuat di jamanya. Sekarang kita sudah sangat nyaman menyebut hape android. Mau itu samsung, htc, motorolla atau pechin sekalipun justru merk sistem operasinya yang disebut.

Ini menarik bagiku, karena merk sekaliber nokia semakin tenggelam di blantika teknologi dewasa ini. Fisik henpun tidak lagi menjadi pertimbangan utama hanya karena hampir semua orang mengenal android dibandingkan merk hp itu sendiri. Beda dengan blackberry atau iphone, mereka dengan sistem operasi masing2. Padahal setauku android adalah opensource yang tidak begitu gencar dalam mempromosikan produknya.

Aku sendiri ngandroid lebih karena jenuh dengan sistem operasi windows yang tiap hari kuhadapi di depan layar komputer. Lalu hadirlah si robot hijau yang menawan hatiku dengan banyak aplikasi dan hiburan.

Tapi apa iya aku sekarang tambah pinter dengan ngandroid?
Entahlah...

Buku ini aku pinjam

mendengarkan lagunya chica kuswoyo dari siaran radio sebuah RRI purwokerto, kuingat betul penyiarnya Murti Astuti dengan acara Ulang Tahun. Acara ini dihadirkan setiap pagi setelah berita regional, hingga warta berita pukul 07.00. Ucapan ulang tahun datang dari berbagai penjuru karsidenan banyumas, hingga akupun hafal daerah yang tak pernah kusinggahi, sebut saja: Kebasen, dukuhwaluh, tanjung, bukatedja, klampok, banjarnegara, dll. Lagupun dipesan, bukan lagu dewasa seperti zaman ini, tetapi lagu anak-anak yang menyenangkan, dan membangun cinta antar sesama, orang tua, hingga indonesia. Lagu dengan judul Nusantara, seringkali diputar dihangatnya pagi. Sambil sarapan, buku-buku yang berserakan ditata kembali dan dimasukan ke dalam tas, tidak lupa penggaris terbuat dari kayu dengan ikatan tali diujung penggaris diselapkan didalam tas. Pasti nanti asyik bernain memutar penggaris disekolahan pas istirahat, derunya seperti suara helikopter yang tak pernah aku lihat. Melewati pematang sawah yang licin, kemudian terpeleset. Tas dan seisinya masuk ke dalam sawah yang habis diangler dan siap tanam. Pasti ada 3 pihak yang akan marah karena insiden itu, yaitu: Pak tani, Bapakku dan guru kelas. Aku pulang dengan mingsek-mingsek ditemani sohib setia pulang kerumah berganti pakaian. Soal buku jangan ditanya bagaiman basahnya, maka aku jemur diteras rumah. Maka hari ini aku berangkat sekolah dengan seragam berbeda dari teman yang lain, tanpa buku, hanya bawa pensil dan buku tulis bersampul ungu khas jaman itu, harganyapun 25 perak. Pas di pematang yang menggelincirkanku, sebuah benda menancap di sawah, penggaris ini akan menghiburku. Setiba disekolah, sudah banyak yang tahu tentang kejadian pagi itu dari teman-temanku yang berangkat terlebih dahulu.

Bel sekolah dipukul oleh petugas, dan masuklah seluruh krucil ke kelas masing-masing. Aku bengong karena tidak ada buku pelajaran yang sesuai untuk jadwal hari tersebut. Tiba-tiba seorang gadis manis datang dan mengantarkan buku ke mejaku. Katanya dia kebetulan punya 2 buku, yang satu punya kakaknya yang sudah naek kelas. Entah apa yang terjadi pada reaksi tubuhku saat itu, karena culun dan tidak punya pengalaman sama sekali tentang bagaimana berhadapan dengan lawan jenis, wong masih kelas 5. Tapi akhirnya aku merobek kertas dan menuliskan diatasnya, "buku ini aku pinjam sampai minggu depan", lalu remas-remas dan kulemparkan ke mejanya. kulihat dia membuka dan membacanya....

::makasih ya Ay, pinjaman bukunya, gak pakai copyright, kan?:::

Penasaran virtu

Aku pernah mengalami hidup melayang di awan biru, setengah nyata dan setengah semu. Ia disebut sisi abu2. Hidupku serasa semrawut dengan siklus ngaco yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Apa muasalnya?
Karena rasa penasaran dengan apa yang terjadi di dunia maya alias sosial network. Dulu setiap ada perasaan apapun tersimpan rapi di hati atau mengendap di pikiran sekarang hampir semua orang bisa menumpahkannya dalam blog, twitty, atau westbuk. Dan dari setiap apa yang kita drop tulisan di dunia langit, apapun itu pasti akan merasa penasaran akan apa tanggapan dari teman2 di sana. Lalu aku harus membalasnya satu per satu, kadang berbohong agar mereka senang atau supaya biar seru saja. Makin banyak komen rasanya makin puas. Aku menunda mandi, menunda makan dan paling parah menunda shalat. Kalau pun tetap shalat namun telat dengan pikiran yang tidak fokus.

Lalu kubuat blog ini sebagai catatan kaki saja, kalau lagi ada waktu aku akan menulis apapun namun kuhilangkan kotak komen agar rehabilitasi penasaranku kian membaik.

Twiterpun sudah tidak aktif dan entah apa paswordnya. Aku juga bisa sembuh untuk tidak sembarang menumpahkan apa yang kupikirkan di westbuk. Ini perkembangan kemunduran agar hidupku seperti sedia kala. Obsesi besarku tidak seharusnya tergerus di dunia abu2 itu. Namun tentus saja akupun tidak bisa begitu saja meninggalkan total karena bisa kujadikan media hiburan.

Bicara hiburan sebetulnya sudah banyak yang bisa kunikmati untuk bisa menghibur diri. Mendengarkan radio itu lumayan bisa mengusir kejenuhan dan bisa nyambi yang lain. Nonton tivi semakin jarang kulakukan karena mata lelah sehari2 di depan layar computer. Maka semakin banyak aneka hiburan sesungguhnya hidup manusia semakin tinggi titik jenuhnya. Entah kenapa aku menilai seperti itu dan mungkin perlu dikaji secara ilmiah.

Kaji rungkat, kaji urung mangkat. Kisah tetangga yang sudah heboh untuk pelepasan ibadah ke tanah suci tapi lancung ternyata tidak jadi berangkat. Dan itu kenyataan, tak perlu dikaji cukup dipahami bahwa rencana matangpun belum tentu berjalan semestinya.

Anyway, rasa penasaranku kini sudah sedang ku evakuasi dari virtual ke ranah nyata. Ada defiasi yang mendasar untuk bisa kulalui supaya bisa mencapai sasaran.

Candu

Sampai hari ini aku tidak pernah melihat bentuk candu seperti apa, tapi aku yakin candu ini ada. Tapi aku tidak sampai hati kalau candu adalah hal yang gaib. Orang yang menginginkan sesuatu terus menerus konon disebut kecanduan.

Berbagai hal soal kecanduan sering aku dengar di berbagai berita, ada kecanduan alkohol, ada kecanduan main perempuan, ada kecanduan narkoba, rokok, dll. Namun ada kecanduan internet adalah hal baru di kancah candu internasional. Yang manakah yang pernah aku rasakan? Mungkin salah satunya pernah atau mungkin yang lain karena tidak ada kesempatan dan tapi mudah2an aku tak perlu memiliki kesempatan itu, bebijong isitlah baruku untuk amit amit jabang bayi.

Merokok itu pernah kulakukan dan menjadi tahu apa akibatnya. Selalu ada yang kurang kurasakan setiap selesai makan atau mati gaya saat kumpul dengan teman2. Bahkan kalau lagi mumet merokok menjadi pelarian. Candu yang berlari...
Lalu datang kecanggihan teknologi informasi dimana internet tidak lagi barang langka nan mahal. Semua ada di genggaman dan tersambung dengan semua orang di belahan benua manapun. Kenapa menjadi candu? Karena memulai. Sesederhana itu, kalau tidak memulai pasti tidak pernah merasakan candu apapun. Internet yang kukenal sejak 1995 saat itu belum membuatku kecanduan, karena saat itu hanya membuatku heran dan berpikir keras, melototin modem yang bunyi ketika tersambung ke provider. Setelah itu aku melihat animasi netscape explorer, aplikasi terkenal pada jamanya dan informasi yang didapatpun tidak banyak. Internet pada saat itu tak lebih untuk akses email yang mulai berkembang meninggalkan fungsi fax, seperti sms yang meninggalkan pager. Pager makan tanaman soal candu lainnya.

Kemunculan jejaring sosial membuat penduduk bumi meninggalkan dunia nyata, disini candu mulai menyerang

Ngartun

Nulis banyak

Malah force stop... mana bisa menulis ulang hal yang sama. Gila apa? Mustinya aku save dulu....

Ceroboh....

Kolonialisme digital

Tahukah Anda? Peradaban Barat (dan juga sejumlah negara maju di belahan bumi lainnya) bisa maju disebabkan masyarakatnya secara lengkap telah mengalami berbagai tahapan kebudayaan secara linear dan utuh. Dari kebudayaan lisan, kebudayaan tulisan, kebudayaan baca, kebudayaan audio-visual (teve), dan sekarang kebudayaan cyber. Hal ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Bangsa ini hanya mengalami kebudayaan lisan, lalu melompat ke kebudayaan audio-visual, dan sekarang termehek-mehek dengan kebudayaan cyber. Kebudayaan tulisan dan baca terlewat, dan sedihnya, terlupakan.

Bisa jadi, sebab itu ada perbedaan besar antara kebiasaan masyarakat Barat (dan masyarakat negara maju lainnya) dengan kebiasaan masyarakat Indonesia, salah satunya yang paling mudah dilihat adalah saat mengisi waktu luang, apakah itu sedang antre di bank, menunggu panggilan di loket rumah sakit, tengah menunggu kendaraan atau seseorang, sedang duduk di lobi hotel, atau sedang duduk di dalam kendaraan umum.

Di Barat dan di negara-negara maju, orang biasa mengisi waktu kosong atau waktu luangnya dengan membaca, apakah itu suratkabar, majalah, novel, atau buku non-fiksi. Jika bepergian kemana pun, mereka terbiasa selalu menyelipkan buku di dalam tas atau menentengnya di tangan. Sebab itu, bukan pemandangan aneh jika di dalam subway, di taman-taman, di halte bus, di depan loket berbagai instansi, di pinggir jalan, maupun di pantai, mereka selalu asyik mengisinya dengan kegiatan membaca.

Bagaimana dengan orang Indonesia? Silakan pergi ke tempat-tempat yang telah disebutkan di atas. Anda akan menemukan banyak sekali saudara-saudara sebangsa kita tengah asyik memainkan gadget mereka, bukan membaca. Sebab itu, Indonesia sejak lama menjadi pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi para produsen ponsel dunia. Bahkan konon, negeri ini telah menjadi semacam wilayah test pasar bagi produk-produk ponsel dunia teranyar. Dan setahun belakangan ini, ponsel dengan fasilitas chatting atau pun yang membenamkan kemampuan untuk bisa ber-fesbukan-ria laku keras. Blackberry-pun naik daun. Dan jangan heran jika di negara terkorup dunia dan nyaris masuk dalam kategori "Negara Gagal" ini ternyata bisa menjadi empat besar dunia dalam rating angka penjualan Blackberry. Blacberry dan Fesbuk telah menjadi trend masyarakat kita sekarang.

Digital Colonization

Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Demikianlah salah satu akibat dari trend digital sekarang ini. Fungsi asli dari FB dan situs jejaring sosial lainnya seperti halnya Friendster, Twitter, dan sebagainya adalah untuk membuat jaringan teman di dunia maya. Hal ini sangat bermanfaat bagi para marketer atau orang-orang yang memang diharuskan bergiat untuk berhubungan dengan banyak orang. Hanya saja, di Indonesia dan mungkin di negara lain, situs jejaring sosial ini malah menjadi trend yang sedikit banyak menggusur produktifitas nyata. Sekarang, lebih banyak orang menyukai melakukan kegiatan FB ketimbang membaca buku, kontemplasi, dan sebagainya. Padahal bagi kebanyakan orang, berfesbukan-ria tidak ada bedanya dengan ngerumpi dengan sesama teman di sekolah, pasar, atau pun kantor. Disibukkan dengan persoalan remeh-temeh. Wasting Time. Dengan sendirinya, produktivitas manusia menjadi menurun.

Kehadiran gadget hebat (dan mahal) seperti BB dengan media FB disadari atau tidak sekarang ini pada akhirnya hanya menjadi semacam simbol status. Di negara yang peradaban pengetahuannya sudah maju, penanda status sosial, apakah dia hebat atau tidak adalah buku. Semakin banyak buku yang dia baca maka semakin hebatlah dia di mata teman-temannya. Kredibilitas orang ditentukan oleh banyak sedikitnya pengetahuan yang didapat dari buku.

Namun di negara yang nyaris gagal seperti Indonesia terjadi parodi yang menyedihkan, penanda status sosial orang kebanyakan dilihat dari seberapa banyak dan canggihnya gadget yang kita tenteng, walau mungkin dia harus kredit untuk bisa memiliki itu. Ini sebenarnya merupakan pars pro toto, dari kecenderungan sebagian besar masyarakat kita yang memandang status orang, kredibilitas orang, status sosial orang lain, dengan sedikit banyaknya harta benda yang dimilikinya, tanpa perduli apakah dia bisa hidup kaya raya dengan merampok uang rakyat, menggelapkan uang umat, korupsi, dan sebagainya.

Hal ini menimbulkan efek domino, kian hari kian banyak orang yang ingin kaya raya dengan jalan pintas. Salah satunya dengan menjadi anggota legislatif misalnya, padahal dia sama sekali tidak mempunyai prestasi apa pun di masyarakat. Ini sesungguhnya merupakan mental bangsa terjajah.

Bagi kebanyakan orang di sini, bagi bangsa yang belum tersentuh budaya membaca dan lebih suka dengan kebudayaan mengobrol dan menonton, maka kehadiran BB dan FB dan semacamnya, tanpa disadari telah banyak merampas waktu berharga dalam hidupnya. Banyak orang rela berjam-jam untuk ber-BB atau ber-FB-ria, dan melupakan membaca buku, padahal waktu merupakan Pedang Democles, yang tanpa ampun akan membabat siapa saja yang tidak mengunakannya dengan baik. Inilah apa yang sebenarnya disebut sebagai Digital Colonization, penjajahan digital.

Pemakaian BB dan juga FB tidaklah salah. Bagi pekerja yang banyak menghabiskan waktu di jalan dan harus selalu connect dengan rekan-rekan kerjanya, atau bosnya, atau seorang profesional yang harus selalu online, maka BB adalah hal yang amat penting. Demikian juga dengan FB, sangat vital bagi para marketer atau orang yang harus berhubungan dengan banyak orang lainnya, atau publik figur misalnya. Di tangan mereka, BB dan FB menjadi salah satu alat penunjang prestasi yang memang penting. Dan saya yakin, orang-orang seerti ini tidak akan terjerumus dalam kemubaziran pemakaian waktu karena mereka tahu kapan harus memulai dan kapan harus berhenti.

Apakah Anda sekarang telah memiliki akun di FB? Jika sudah maka manfaatkanlah dia dengan baik, tepat, dan bijak, bukan sekadar untuk wasting a time. Membaca buku atau membaca Qur'an, jauh lebih berguna untuk mengisi waktu ketimbang ngobrol. Dan jika Anda belum memiliki akun di FB, berpikirlah seribu kali, apakah Anda sudah siap untuk itu? Apakah hal itu merupakan KEBUTUHAN Anda, dan bukan sekadar KEINGINAN? Janganlah waktu yang sedikit ini dipergunakan dengan sia-sia, penuh kemubaziran. Karena Allah SWT telah memperingatkan hamba-Nya jika kemubaziran itu adalah perilaku saudara-saudaranya setan. Na'udzubillah min dzalik. (Rd)

Sumber: akhirzaman.in

Guru geblek

Selamat pagi anak2..hahaha waduh jan bungah yah ngger dadi kowe kowe pada. Sekolah sekolah nang stm jann...ora patut yakin mulyane ... uhhh.. temenan...hahhaa... nyong tau nglakoni gemiyen lagi dong jaman nyong sekolah nang stm yah..ya pada bae kaya kowe kowe pada anak-anaku..! Anu mlebune jam 7. Jam setengah 8 esih nang terminal karo udud ndopok kr calo terminal hahahaha...ana maning waaahhh anu saking ora duwene kang adipala butul cilacap kota ngepit kang ngumah jam setengah 5...uthuk...uthuk uthuk... aringane bane gembes nang nggon slarang...bwahahahhaha. ngenteni dipompakaken karingane nang sekolahan keri pite di sendekena maring warung mlumpat tembok segelem-gelem..hahaa...kwe modale pirang2 pancen. Ana maning ngger pas jam istirahat ngger nyong ndeleng kowe kowe pada angger lagi jajan kae nang warunge biyunge kae jan yaa...gole mangan mendoan telung lembar, es te he 2 gelas rokoke telung ler...gole bayar pira? Sewu limangatussss. .hahahahaha. kwe kasus jan pada yakin.ya ngonoh pada derasakena bae yah......

Jamal

Udah seminggu terakhir kerap terjaga dini hari. Lantaran utamanya karena waspada akan pekerjaan berkelanjutan. Karena proses siang hari nanti berlanjut hingga malam namun biasanya kalau lancar tidak ada hp berdering. Tapi kalau ada masalah maka aku harus bangun mengangkat atau membalas sms. Dan setelahnya adalah malam yang panjang hingga pagi menjelang. Anehnya justru pas jam berangkat malah kantuk itu datang tak berpori.

Ke tanah minang

Mendapat tugas ke luar kota. Kali ini ke daerah padang, sumatera barat. Yang di benak saya adalah rumah lancip seperti pada uang koin 100 rupiah jaman dahulu. Berangkat dari rumah pada kamis jam 5 pagi, penerbangan batavia tercatat di tiket terbang pukul 6.30 namun yang terjadi adalah pukul 8.25.

Hampir 2 jam terbang melintasi angkasa dengan cuaca cerah. Sesampai di bandara minangkabau, benak itu terbukti nyata. Hampir bangunan instansi pemerintah terlihat lancip melengkung. Tapi banyak penduduk yang lalu lalang tidak seperti dugaanku yang mengira padang itu tidak ada orang karena sedang merantau semua. Dan itu memang terkenal, dimana orang minang adalah perantau. Atau mungkin pas aku ke sana mereka lagi pada mudik sehingga kota padang ramai.

Dari bandara minang ke arah kantor cabang sekitar ditempuh sekitar 1 jam. Berderet restoran aku yakin semua itu makanan khas setempat, tapi tidak seperti di jakarta yang bertuliskan "masakan padang". Namun uniknya bertuliskan restoran ampera entah apa maksudnya.

Lama sekali rasanya tidak menulis jadi serasa tumpul. Padahal menulis itu sungguh nikmat seperti lezatnya pasangan masakan pedas dan seuntai petai.

Perjalanan bersama bos itu tentu ada enak dan tidak enaknya. Apa saja?
Nanti aku ulas di tulisan berikutnya.

Kota ini kecil untuk ukuran ibu kota propinsi. Masih sepi dan dan tanpa bangunan menjulang. Aku tidak melihat adanya toko retail macam alfa maupun indomart. Konon kota ini mengutamakan perdagangan lokal. Sehingga tidak heran harga sebungkus rokok di sana lebih mahal.

Ngantuk...


Galat 304

Ialah, pesan error pada gadget android ketika download di google play. Tak perlu panik dan kecewa kalau mengalami hal itu, cukup gampang saja. Remove proxy dari setting mobile network, jadikan kosong, simpan dan restart gadget kita aja kali bukan anda. Dan cobalah download lagi....bisa?


Kalium

zat ini terlupakan olehku. Fatal akibatnya, kalau tubuh kekurangan zat kalium. Ini pengalaman berharga saat maret lalu, nyaris saja nyawa taruhanya. Kok bisa?

Berikut kisah ku kali ini....

Bulan maret adalah bulan sibuk di tempat kerjaku. Tugas ke surabaya dalam rangka membenahi cabang yang menurut juragan sangat berantakan dari sisi manajemen operasional. Maka aku diutus selama 2 minggu, sedianya sebulan tapi karena minggu ke 3 aku musti berangkat ke bandung dalam rangka workshop bersama maerskline di daerah dago selama 2 hari. Setelah workshop usai, rencana kembali ke surabaya tiba2 dari jakarta menelponku agar ke jakarta dulu karena musti ke padang. Karena acara selesai hari jumat maka aku transit dulu ke purwokerto...lumayan 2 hari.
Selama di surabaya makananku adalah bebek dan bebek, karena memang kudapan favoritku. Rekan kerja di surabaya sudah mengingatkanku bahwa bebek kolesterol tinggi, tapi tetap saja, siang malam bebek yudi yang terkenal di daerah perak. Gila, usaha nasi bebek mulai jam magrib, jam 9 udah ludes.

Lalu akupun tergoda bebek sinjay di daratan madura, teptanya di bangkalan. Minggu pagi disamperin teman baruku arek suroboyo menyusuri jembatan panjang suramadu, dan sampailah di lokasi. Saat itu hujan dan anehnya jalanan macet di lokasi bebek sinjay, rupanya pengunjungnya aduahi ramai. Dan lebih aneh lagi, antrianya puanjang buat sekedar menikmati bebek itu. Padahal ini kategori warung biasa dengan bangunan tambahan dari bahan alakadarnya dan jauh dari kesan restoran. Setelah penasaran dengan semua hal tentang tempat, tibalah aku mencicipi masakan asli madura ini dan memang wuenak tenan, aki tanpa ragu nambah 1 porsi. Dan kembali ke surabaya.

ketika di bandung, nyaris kurang istirahat dan makanan hotel di daerah dingin tentunya yang disediakan kudapan dan minuman yang mengandung penghangat, lemak dan lemak, malamnya kopi.

Malam terakhir workshop semua peserta dibawa keliling kota bandung dan berakhir di wisata malam, sebuah tempat yang bagiku menyeramkan tetapi penasaran. Aku banyak dicekok minuman memabukan oleh kawan-kawan yang baru akrab di acara workshop tsb. Aku ingat keluarga ketika sedang bersenang2 sendiri dan sesungguhnya hatiku berontak dan malam itu aku bukanlah diriku. Separuhku adalah saiton yang terkutuk.

Setelah dari kampung aku kembali ke jakarta mempersiapkan berbagai hal untuk ke padang. Tiket pesawat sudah ditangan dan berangkat akhir maret. Namun hari rabu pagi kepalaku berat sangat badan lemah namun kupaksakan ke kantor. Makin siang aku sempoyongan, dan pas jam 11 aku izin untuk istirahat dan mampir ke dokter, ditawarin sopir kantor untuk diantarkan, aku menolaknya. Kata dokter aku kena radang, dikasihlah obat 4 macam, lalu lanjut ke rumah, dijalan aku beli makan siang untuk persiapan sebelum makan siang. Jam 12 tepat aku nyampe rumah dan makan sedikit lalu kuminum obat, dan merebahkan diri. Belum genap 15 menit, tanganku kesemutan.. Aku rebahkan diri kembali memperbaiki posisi tidur, baju celana seragam masih nempel di badan. Nggak bisa tidur, leher belakangku juga mulai semutan, setelah hampir 30 menit semutan aku mulai panik, aku telpon ibu toni, nggak ada jawaban. Makin aneh, tanganku melengkung, lidahku kelu dan pelo, aku gak bisa ngomong aku panik dalam kesendirian, aku nelpon istriku nggak bisa karena jari jariku meregang dan melengkung ke dalam dan gak bisa mencet tombol apapun lalu aku teriak sebisaku. Alkhamdulillah, Allah masih sayang aku teriakanku didengar oleh tetangga, dan beruntung di depan kamarku ada satria adik toni yang sedang main di rumah tetangga, aku yang sudah tidak bisa berdiri akhirnya digendong dengan tangan yang kaku ke dalam, mulut terkunci dan aku panik sejadi jadinya ingat anak istri, dan aku mikir hal hal buruk soal struk dan sebagainya, aku ingat apa yang sudah kumakan ketika di surabaya. Kemudian aku direbahkan di rumah mba rin, sabuk dikendorkan, baju dibuka, lalu ada mak odah, tetangga mba rin, ibunya toni yang mengurut dan meregangkan kekakuan tubuh. Aku dibuatkan air jahe, dan aku meminumnya, setelah diurut 1 jam, semutanku berkurang dan kram yang kukhwatirkan strouk ringan mulai lemas, aku terus ber istigfar.
Ibu toni menelpon istriku agar ke jakarta, dan esok paginya mereka datang. Dan aku dibawa ke rs carolus untuk pengobatan. Periksa darah dan sebagainya, masuk ke ruangan dokter penyakit dalam, aku divonis kurang kalium. Kalium dok? Tanyaku, aku yang doyan susu kok kurang kalium, lalu dibantah dokter, bukan kalsium tapi kalium. Setelah dapat resep, aku hanya diauruh tebus obat, dan tanpa rawat inap. Alkhamdulilah, lalu kami pulang hanya dengan membawa 1 macam obat, namanya kalium 500mg. Saran dokter harus sering makan pisang hijau, air kelapa.

Dan sekarang aku memperhatikan hydro, air kelapa instan dan rajin mengkonsumsinya. Betapa ruwet akibatnya, meski tubuh hanya kekurangan 1 zat saja, kalium.

Keep in natural, bebekless, more hydro.

Allah keep us always. Thanks...
Kisah lama yang ingin kupendam, tapi buat apa kalau tidak berbagi pengalaman, siapa tau ini berguna bagi yang lain, maka kubuka kembali.

Romadhan, augs 12 12

posted from Bloggeroid

Burung kecil

Bagi orang yang mau berfikir, keajaiban alam yang Allah gelar di dalam hidup ini sering terwakilkan oleh mahluk lain yang lebih kecil. Seperti cerita burung kecil yang setiap hari terbang jauh mencari makan, dan kembali ke sarangnya membawa makanan buat anak-anaknya. Begitu setiap hari sepanjang masa, ia tak berbekal peta, apalagi GPS, namun setiap hari terbang ke angkasa menyusuri hutan, tetap saja ia kembali ke sarangnya tanpa kesulitan berarti.

Lalu kenapa banyak manusia risau akan hidup di dunia yang sama sekali sebentar saja, hingga banyak sekali di negeri tercinta ini kisah tilep menilep uang yang aduhai besar sekali jumlahnya. Setiap berita yang muncul adalah soal korupsi, suap, bagi-bagi kepicikan dan dengan vulgar dirinci asal uang, nama proyek, dan prosedur cara mendapatkannya. Sekali lagi, anak-anak mungkin saja menonton, usia remaja menyimak dan terserap dengan kuat dalam benak. Dan kita tahu, dari film maupun sinetronpun yang dicontoh adalah keburukannya, bukan inti dan pesan yang disampaikan dalam sebuah cerita film.

Andai saja tidak ada berita soal korupsi, yang karenanya uang jadi berlimpah, sehingga segalanya terlihat mudah, dan ketika menjalani sebagai pesakitanpun, hanya sekejap saja dan ia kembali foya foya. Sepertinya empuk sekali hidup mereka. Di saat jaman kian berantakan, rasa empati merosot tajam, tetapi penyebaran informasi sangat deras ke seluruh pelosok negeri, maka yang terjadi adalah proyek percontohan ini sebagai kaderisasi benih2 baru yang kelak makin culas dan kejam.

Kebutuhan kita apa saja sih, sebenarnya hei manusia manusia serakah....?!

Kenapa tidak seperti unggas saja, yang makan secukupnya dan tak pernah mereka melakukan penimbunan kecuali hanya di telih saja. Apa mereka tidak pernah membaca kitab2 suci yang penuh dengan peringatan dan kabar gembira?

Burung kecil ini hanya mencari sekedarnya saja, dan ia bernyanyi dengan merdu di bibir sarang mungil di ujung ranting pohon. Meski hewan tidak dibekali akal seperti manusia, namun justru kita sering diberikan contoh oleh mahluk yang dinamakan binatang. Tapi sungguh aneh, kenapa aku masih saja berfikiran bahwa harta dan dunia seisinya harus kugenggam.

Walahdalah, rupanya aku sedang jatuh cinta kepada dunia, sehingga aku ingin punya kerajaan bisnis, ada orang yang dapat kusuruh, dan aku menikmati sebagai agent yang layak dari Allah bahwa aku tepat menjadi penyalur rezki bagi orang2 di sekitarku. Aku akan bahagia tersenyum melihat yang bekerja kepadaku dengan penuh semangat dan bahagia.

Jadi, Allah maha kaya maka aku tak kan pernah risau dengan apa yang belum terjadi kemudian.

Burung kecil, kepakkan sayapmu...dan tak pernah lupakan sarangmu.


Dhekawe 08-08-12

posted from Bloggeroid

Sankis

Alkhamduliillah, jeruk yang kutanam sudah berbuah dan bisa dipetik. Rasanya manis, dan banyak air, tapi harus dikupas pakai pisau, kalau ada sisa kulit majemuknya ikut dikunyah ada rasa getar. Anak-anak kurang begitu menyukainya, sehingga buah jeruk ini seperti hiasan enak dipandang... Ada tetangga yang mau silahkan petik.... Rumah kami tanpa teralis ukir atau pagar bambu sekalipun...

posted from Bloggeroid

Limited of Rantau

Indonesia, negeri kepulauan dengan beragam suku dan budaya. Setiap pulaunya memiliki cirikhas masing-masing baik adat maupun sumber daya alamnya. Setiap pulau yang terbentang dikelilingi lautan. Negeri yang elok dan mustinya juga negeri yang makmur sentausa, persis seperti dalam imajinasi masa kecilku ketika belajar IPS maupun PMP. Buaian kesuburan tanah dan limpahan airnya bahkan menjadikan banyak warganya terlelap dengan kemudahan alam dimana lempar tongkatpun jadi tanaman.

kisah dimulai....Perkembangan iptek dan sosbud menjadikan manusia di muka bumi ini terhubung satu lain secara fisik. jalan darat yang panjang, laut terbentang tak terhalang karena kapal laut dan terbang. Hilir mudik manusia dari satu negara ke negara lain begitu cepat dan mudah, demikian pula halnya penduduk dari satu pulau ke pulau lainnya, menyeberang dengan tanpa halangan berarti. kebutuhan manusia diciptakan sedemikian rupa agar penduduk bumi memang membutuhkannya. Padahal kalau mau sedikit saja menyita waktu untuk merenungi untuk apa kita dilahirkan, apa tujuan hidup kita, kenapa harus ada sisir, ada sepatu, ada sandal, ada buku, ada potlot, penggaris, televisi dan aneka barang yang dibuat (baca: ditimbulkan] manusia? 
ketika aku hidup ditengah hutan, tidak ada aturan, tidak ada hukum dan tidak ada sedikitpun hal yang kujumpai kecuali tubuh dan perlengkapannya, pohon, binatang, tentu saja tidak ada kebutuhan kecuali makan. Tidak ada hal yang mendesak menjadi penting, semua berjalan berdasarkan naluri alam. Pasti tidak ada salah benar, tidak ada kata-kata makian, tidak ada rasa memiliki, semua adalah bermain dan bernyanyi. Bercocok tanam dan mengambil sesuatu dari alam secukupnya saja. Tapi rupanya aku sadar, aku hidup di dunia beradab yang terus berkembang menuju kehancuran dunia. Aku yakin itu,.. bukan menuju dunia yang kian aman sentausa, itu tidak mungkin terjadi. 
Maka, karena aku hidup di dunia yang penuh dengan kebutuhan yang dikondisikan oleh system manusia lain, maka mendadak aku juga ikut serta berbondong-bondong seperti manusia pada umumnya. Ingin memiliki, menguasai, dan bekerja untuk memenuhi ingin-ingin jelmaan itu. Andai saja hidup ini cukup dengan hidup ala kadarnya, tentu aku setuju saja melakoninya, tapi rupanya aku mahluk sosial yang harus menikah, yang tujuan utama adalah menyalurkan dan melegalkan hasrat birahi dan melahirkan generasi-generasi berikutnya, maka aku tidak hidup sendiri dari komunitas terkecil, yaitu keluarga. Aku bersama orang pilihan yang menjadi pendamping hidup, dengan sendirinya perubahan terjadi. ketika sendiri adalah serba penuh autorisasi, tapi menjadi dua kepala adalah banyak hal terjadi. Lahir dan tumbuh dari dusun kecil di pulau jawa yang konon serba ada menjadikanku kian mudah menjangkau ke manapun pergi di dalam pulau ini.
Merantau menjadi banyak pilihan warganya ketika pekerjaan yang didambakannya tidak tersedia di mana ia tinggal. Bahkan presiden, gubernur, bupati dan camat kebanyakan menduduki jabatan itu di daerah lain. Merantau telah membuatku banyak guratan hidup di ibu kota, tidak banyak yang kuukir di kota ini, namun pekatnya sudah memacuku kian mengerti bahwa hidup ini ternyata memang berkembang ke depan. ketika yang ditawarkan di tempat rantau tidak sesuai lagi denga harapan maka kembali ke alam di mana dulu aku dilahirkan pasti akan menyederhanakan aneka kebutuhan hidup yang selama ini dibuat sedemikian komplek. 
kenapa aku dulu bersemangat sekali ingin pergi ke jakarta untuk bekerja? karena mengejar impian, dan mimpi itu sudah sedang diputar, aku mulai terusik karena sebentar lagi bangun. Aku harus menjemput impian impian dalam kenyataan. Sekarang aku sudah bangun, dan menyongsong hari esok yang harus lebih baik. Mentari pagi yang memerah disela sela pepohonan, riak air, embun di rerumputan, unggas yang berkeliaran dan keluarga dimana aku selalu impikan.
                                                 


Alya, si kriwil pemecah suasana




Selamat datang di dunia lelaki, Han...

kamis pagi, 28 jun hari yang bersejarah bagi si sulung, Hanif Zaid. Disaat liburang k
enaikan kelas enam ia merintih kesakitan karena pucuk otong harus dipotong demi menjalankan syariat, dan perintah Allah kepada Ibrahim. Sebagai ayah, aku tak ingin melewati momentum penting ini, tapi memang telat 5 menit dan pak Mantri tidak menungguku demi daftar antrian berikutnya di desa sebelah. Aku sudah tergopoh-gopoh dari kantor rabu sore mendapatkan bus yang berangkat magrib, tapi ya sudah apa mau dikata. Ciregol - tonjong memang sedang perbaikan jalan karena ambrol, dan entah bagaimana nanti lebaran. 4 hari cuti menghabiskan waktu bersama si sulung, nipong yang selalu kesulitan duduk, pipis, dan sampai aku berangkat minggu konon dia belum mandi. Adiknya selalu saja menggoda biar kakaknya bereaksi, tapi rupanya nipong tak bergeming,          selamat menyambut akil baliq, semoga berubah perilaku kepada ibumu yang sering kau sakiti, makin sayang sama adikmu, dan giat beribadah. Aku tahu, dunia lelaki begitu beragam masalah kelak di duniamu, tapi yakinlah kamu akan mendapatkan pelajaran berharga dari ayahmu.

Utuh

Sekilas terlihat iklan di televisi entah apa yang dijual, sepertinya asuransi jiwa, atau iklan mobil. Rumah yang megah, taman yang indah hijau merekah, anak-anak yang lucu dan terlihat pintar, terparkir mobil yang pasti mahal. Setiap yang menontonnya pasti membayangkan dirinya lah yang berada di sana, karena potongan-potongan gerakan gambarnya memang sedemikian sempurna, sebuah kehidupan dunia yang super layak. Pasti televisi ini tidak sedang membuat iri pemirsanya, namun hanya ingin menampilkan saja, bahwa hidup itu memang harusnya diraih untuk menuju kualitas dengan standar tinggi. 

Aku benci kata-kata "result oriented" yang sangat diagungkan oleh orang disekitarku. Kenapa banyak manusia yang enggan mengerti proses, bahkan bicara tekhnis pun seperti haram bagi mereka yang sudah hidup dalam kondisi super mapan. Semua orang berupaya menjadi lebih baik dari hari ke hari, dari satu keturunan ke keturunan berikutnya, tapi rupanya lingkungan di mana kita berada juga turut bertanggung jawab terhadap apa yang kita raih saat ini. 

Gambaran ideal di televisi itu memang memacu banyak orang untuk bisa seperti yang terlihat di dalam tayangan itu. Berlomba-lomba dalam kemewahan duniawi, dan celakanya banyak yang menempuh dengan segala cara. Maka aku tidak pernah heran di dalam tivi yang sama, banyak pesakitan yang masa tuanya dalam penjara. Uang telah membutakan banyak orang, sepertinya hanya dengan uang semua hal dapat terselesaikan. Dan aku lagi-lagi seperti terperangkap dalam jeratnya, bisikan akan berbagai hal yang bisa tercapai hanya dengan uang selalu menghantui pikiranku. Si sulung hari ini kenaikan kelas, dan ia naik kelas enam SD, lalu sebentar lagi masuk SMP, kalau sudah mulai sekolah menengah uang tidak pernah berhenti mengalir ke semua kebutuhan pendidikan. Dan aku sering kali mentertawakan diri sendir yang tidak ambil pusing dengan masa depan, karena aku yakin masa depan yang kita rencanakan selalu tidak seperti yang diharapkan, apapun bisa saja terjadi. Alkhamdulillah, disaat seperti ini, aku turut bahagia karena nilai rapot anaku bagus meski tidak rangking 1, tapi naik dengan nilai yang cukup baik. 

Keputusanku sudah kupertimbangkan masak-masak dan aku tidak akan terus berlama-lama menerka nasib baik menghampiriku lagi atau tidak, karena aku sekarang harus sudah biasa berhitung dengan logika. Apa yang akan terjadi bila ku teruskan bertahan tetap sebagai kacung di ibu kota ini? Apakah lalu bisa seperti dalam iklan itu? Makin rusak mungkin iya, karena aku mengerti betul siapa diri ini sesungguhnya, bahkan istriku pernah bilang, ada uang sedikit saja aku sudah mulai larak lirik, tapi giliran susahnya pandainya merayu. Bah,... memang sulit membuang kebiasaan burukku yang boros dan tak pernah bisa primpen dalam hal keuangan. Aku bahkan sempat terpana mendapatkan sms yang berbunyi "wanita diuji kesetiaannya ketika si pria sedang kesulitan, tapi lelaki diuji kesetiaan ketika ia banyak uang".

Hampir setahun aku tidak menulis panjang lebar seperti ini, otakku sehari hari tekor oleh kesibukan yang menyita perhatian, waktu, tenaga dan kusadari sepenuhnya tidak sesuai dengan apa yang kulakukan untuk kemajuan perusahaan dimana aku bekerja. Maka melihat demikian indahnya sebuah tayangan itu, bagiku hanya ilustrasi, potongan-potongan kebahagiaan yang kita tidak pernah tau bagaimana cara memperolehnya, bejibaku dalam kesulitan dan keletihan tiada tara lalu membuahkan hal yang manis, dan itu adalah sebaik - baik hasil. 

Aku akan format ulang otak dan jiwaku agar aku bisa menjalankan program yang sedang ku set-up ini. semoga hardware dan in/out nya mendukung semua.
aku akan terus menulis lagi, kalau sudah berada di keheningan desa bersama keluarga yang aku sayangi dan kucintai. 

Kunjungan ke PLTG gunung megang

Bulan2 terakhirku di tempatku bekerja masih juga mendapat tugas dadakan. Jumat sore brief sebentar dari bos project dadakan berupa cargo project ex. China yang kapalnya sedang bongkar di tg. Priok. Sore itu juga musti ke pelabuhan dan gudang untuk ambil gambar. Sabtu malam, aku dan teamku berangkat via jalur darat untuk survey perjalanan yang mungkin ditempuh oleh transporter yang membawa barang berat untuk dipasang di installasi PLTG gunung megang muara enim, sumatera selatan. Menyeberangi ferry, menyusuri jalur tengah transumatera. Turundi bakaheuni jam 3 pagi, lanjut dengan mobil rental yang sudah disiapkan sebelumnya dan berangkatlah klokasi. Sampai jam 6 sore baru ketemu lokasi project. Betapa perjalanan sehari semalam dari jakarta, bertemupun dengan orang yang bertanggung jawab atas penerimaan barang kelak hanya 10 menit. Lalu kami kembali ke jakarta melalui jalur timur melewati palembang, prabumulih, bandar lampung. Saat ini ditulis, sopirnya tepar dan kami beristirahat di pom bensin tugu mulyo lampung utara. Masih sekitar 5 jam lagi waktu yang harus ku tempuh untuk mencapai bandar udara tanjung karang. bisnis yang makin aneh....

Bussy will be end

Published with Blogger-droid v2.0.4