Menoleh


Melompat ke masa silam meskipun tidak cukup baik dilakukan, tapi sesekali bagus untuk menggembalakan jiwa agar mendapati sedikit saja suasana tenteramnya. Di kota kecil ini tiba-tiba mendengar sayup-sayup lagu moppet yang melengking merdu. Tentu saja ingatanku ke tanah dhekawe di saat hiburan bunyi-bunyian hanya terdengar dari radio atau tape mono. Dan lagu ini, kuingat betul terdengar setiap pagi dari rumah Pak Girwan, pengusaha tapioka. Rumahnya terbuka bagi siapa saja, termasuk anak-anak kecil. Di depan rumahnya ada lapangan volly, yang kalau terik untuk menjemur aci dan kalau sore menjelang tempat konkow anak muda buat berlatih volly ball.  

Berbagi (Modus) kehilangan

Kalau ada yang bilang kalau perempuan itu penuh misteri, memang benar adanya. Bagaimana tidak, bahkan
untuk orang paling dekat sekalipun, entah itu se-darah, maupun se-ranjang tetap saja masih sering menyisakan jelaga misterius. Kalau saja ia bukan terbentuk dari tulang rusuk pria, mungkin saja perang antar beda kelamin sejak lama bergejolak. Di sinilah peran kaum adam sesungguhnya, harus bertugas membuka tabir misteri tersebut. Kenapa sih, tidak sumringah sepanjang hari maka deretan aura dan setrum kebahagiaan memancarkan frekuensi kebahagiaan bagi seisi rumah. Kenapa sih, kalau memang uang sudah bukan jadi masalah, ada saja yang dikhawatirkan. Lalu kalau sudah merasa terjadi lebih dulu penuaan dini malah makin jadi rasa cemburunya. Cemburu pada entah siapa, pada handphone kali. Hu um, pada hp bisa jadi. Cuma mengandalkan senjata 'wanita pengin dimengerti' mah sudah pasti melemahkan citra kegagahan kaum adam atau justru itu malah jadi bumeran bagi para wanita. 

Obong-obongan

Obong-obongan runggang
Memutar waktu ke masa silam saat aku kecil dulu, di mana suasana desa yang masih perawan belum ada kontaminasi peradaban modern. Rumah penduduk jarang-jarang, pemilik pesawat tihwi hanya pemuka. Kegiatan anak-anak sebayaku sepulang sekolah kalau tidak bermain di halaman paling ke kali atau ke hutan mencari kayu bakar atau ikan. Permainan yang kami lakukan juga sangat sederhana, namun demikian sarat akan kompetisi. Sebut saja ceprot, permainan ketangkasan berupa karet yang digulung dan ditembakan ke ke sebatang kayu pendek yang ditancapkan di tanah. Barang siapa memasukan ke batang kayu, dialah pemenangnya.

Melalanglang mBuana

Di mBontang, Kalimantan Timur 

First step: jalan kayu Taman Nasional Kutai
Kujumpai banyak montor yang lalu lalang. Kota yang tengah berkembang pesat, namun tidak kutemui mini market yang memadai, tidak ada mart-mart seperti di Jawa sana. Yang kujumpai adalah R*mayana sebagai tempat pusat perbelanjaan. Ternyata saking melimpahnya sumber daya alam, penduduk di sini terlihat makmur kalau dipandang dari sisi sosok perumahan, mobil yang mereka tumpangi. Bahasa yang dipakai sehari-hari adalah bahasa Indonesia dengan logat lokal yang khas seperti melayu. Ini kota yang majemuk dan sepertinya terdiri dari banyak urban dan banyak pula kujumpai bahasa Jawa di sana sini.

Episode Perjalanan dinas luar kota




Bandar Udara Sepinggan Balikpapan
Aku tidak pernah bermimpi sebelumnya bisa menginjakan beberapa pulau yang bisa kulihat di peta sejak jaman SD. Memang ini bukanlah pesiar, namun kuanggap sebagai tantangan diri dan mengukir sejarah hidup. Dan pasti aku juga bukan orang yang satu-satunya mengalami hal serupa. Anggap saja ini bagian dari apa yang suka ku khayalkan selama ini agar hidup tidak monoton dan jenuh. Bisa naik otong abung dan berpetualang dengan banyak hal baru. Pertama kali menginjakan selain tanah jawa adalah pulau Bali, saat team Meratus JKT mendapatkan sertifikasi ISO manajemen mutu, pada tahun 2003. Lalu 2 tahun berikutnya pulau sumatera, saat itu masih ingat betul th 2005.