Rencana dan Kehendak

Apa seharusnya aku tak pernah datang lagi? Mungkin dulu ketika mulai menyingkir pelan-pelan dan hingga hilang sama sekali mestinya totally menghilang. Kalau kemudian kedatanganku hanya membuatmu berduka dan menangis. Itu artinya aku tidak bisa membuatmu bahagia, buat apa? meski kita sekarang sahabat biasa. Akhirnya ini jadi seperti kisah tak berujung, kerap kali menjadi debat siapa yang memulai siapa yang mengakhiri, siapa yang nakal dan siapa yang korban. 

Rencana yang indah dan bulat seperti melon, namun kita tak pernah kuasa melawan kehendak-Nya. Jalan hidup tak pernah bisa kita bayangkan sebelumnya. Aku juga tak menyangka bisa kembali di Ibu kota dan berjumpa lagi dengan the legend. Barangkalai kita masih punya perasaan yang sama seperti dulu, karena berbagai alasan.

Namanya juga bertahun-tahun (ternyata setelah dirunut lama juga) tidak bertemu, aku juga masih ingat rencana ketemu di Bandara aku membatalkan last minute karena berbagai sebab. Rasa kangen itu pasti ada da dorongan untuk kembali bertemu tak bisa kupungkiri, tetap ada. Berkali-kali aku bilang bahwa pertalian ini bukan seperti pertemanan biasa. Ada sebuah kenangan yang sulit dihapus dari memory, itu kenapa meskipun dalam jangka waktu 'raib' cukup lama, tapi di masa karantina itu tetap saja masih teringat semua kenangan yang pernah dilalui. Aku bisa saja sebagai seorang lelaki, menuruti naluri kebanyakan yang cuek dan menghilang secara brutal dan menguburnya dalam-dalam. Tapi apa membuat sedih dan sakit kepada orang yang pernah hinggap di hati merupakan kebaikan? maka yang kulakukan adalah sedepa demi sedepa agar tiada terasa bagi keduanya.

Kita sudah seperti saudara, jangan sungkan bila perlu bantuan entah itu genteng bocor, escorting ke mana, perlu teman ngobrol, just feel free.

Be Happy, ic...Aku tak lagi dapat jauh menjangkaumu


------------------------------------------------------------------------------------------
Ada yang berbeda, ntah apa. Mungkin memang menghindar agar tak terlalu dekat, kumaknai saja demikian. Karena sehari sebelumnya masih biasa menyapa, walaupun aku tak bisa tidur setelahnya. Bukti kalo kepala sudah overload fisik pun ikut overactive,..
------------------------------------------------------------------------------------------------sama saja kok-----


Hidup seperti Zombie (refleksi)

ilustrasi: technos

Hidup Tapi Seperti Mayat

Bertamu, main HP...
Ngaji, main HP.....
Terima tamu, main HP..
Belajar, main HP
Bekerja, main HP
Sambil makan, main HP...
Di tengah keluarga, main HP...
Kiamatlah duniamu tanpa HP

Kadang terlihat dua orang duduk saling berhadapan tidak berbicara samasekali, karena salah satu atau keduanya main HP. Kalaupun harus bicara akhirnya tidak nyambung dan muncul sikap tidak lagi peduli.

Punya masalahpun bukannya mencari keluarga yang dekat, tapi membahas di sosmed rasanya lebih "afdhol".

Manusia menjadi " ada tapi tiada " sahabat....Jasad jasad yang telah menjadi zombie berkeliaran. Hidupnya hanya seputar dunia dalam ponselnya.

Basahnya embun pagi...
Hangatnya matahari pagi..
Jabat erat tangan sahabat telah hilang dan diganti dengan gambar gambar mati dalam ponselnya.

Gerak hebat akan petualangan bumi juga sudah diganti dengan gerak jempol dan telunjuknya.

Wajah wajah mulai pucat, tubuh mulai ringkih, pahala pahala berterbangan sia sia sebagai resiko terburuk yang mungkin dimiliki. Padahal engkau tidak ke mana mana dan belum melakukan apapun selain menggerakan jempol dan jarimu pada layar kecil nan penuh sihir ini.

Hidup dalam kematian itu adalah keniscayaan, tapi mati dalam kehidupan itu adalah pilihan.
Maka bangunlah!!! Hiduplah sebagaimana manusia itu hidup.

Saat suami/istri datang, simpan HPmu
Saat anak bercerita. simpan HPmu
Saat orangtua bicara, simpan HPmu
Saat tamu berkunjung, simpan HPmu
Saat rumah bau dan berantakan, simpan HPmu
Saat matahari merekah, udara sejuk, angin semilir, burung bersiul, anak anak tertawa riang, sekali lagi simpan HPmu.

Perhatikan duniamu dengan seksama. Sebab nikmat Ilaahi ada di sana.
Hiduplah!!!!
Engkau belum mati tapi bertingkah seperti mayat...
😭😭😭.

Ket: Mayat dan Zombie di sini dimaksudkan adalah manusia tetapi hidup dlm dunianya sendiri, tdk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Jangan


Minggu pagi bangun subuh kesiangan, mungkin efek bantal baru beli di Buaran. Jauhnya.. Setelah Subuh, apalagi kalau bukan megang HP dan untungnya kali ini aku tidak lupa. Karena sudah hampir jam 7 pasti semua orang sudah sibuk, namun tak lama diangkat dan aku menanyakan Alya. Tetapi, langsung distop, nggak usah bilang apa-apa anaknya lagi main. Padahal aku pengin sekali sekedar mengucapan selamat ulang tahun buat anak perempuanku. Aku tahu alasanya kenapa mamanya bersikap demikian, tak lain karena tidak ingin mengganggu kesibukanya. Pengalaman sebelum-sebelumnya kalau ultah harus mengundang teman-teman bikin nasi kuning dll sementara Ibunya sibuk dengan adik kecilnya dan perdagangan. Ya sudah...



Semakin siang, cuaca semakin cerah. Dan gulang guling di atas kasur sambil mengingat apa yang terjadi sehari sebelumnya, suasana menyenangkan lalu disusul malam minggu ngobrol di telfon. Sampai di sini, rasa-rasa ribuan tahun lalu hadir kembali dan aku menghwatirkan satu hal, yaitu tidak pandainya aku mengendalikan rem. Lalu ku sms, tidak biasanya membalasnya lama, lalu ku telfon pun tak diangkat. Hampir sejam kemudia baru ada balasan, entah apa yang terjadi. Itu yang terjadi kenapa aku berusaha lepas dari itu semua, ya karena seperti ini. Tak perlu kujelaskan lagi soal gejala uring-uringan yang membahayakan ini. Lalu aku pergi keluar rumah supaya pikiran ini bisa melebar ke samping kiri atau kanan. Lalu mampir ke kantor menulis ini....

Be Natural... kalau kau mau ngobrol di BBM dan WA dengan siapapun, tapi sementara tidak denganku, aku tak lagi bisa memaksamu. Bisa melihatmu sumringah dan sehat aku sudah sangat bersyukur. Mudah-mudahan kau sedang tidak menghukumku...










Sebelum ini, sabtu minggu kulalui biasa-biasa saja, tapi sekarang aku mulai sedikit runyam. Persis dengan perasaan yang pernah terjadi di waktu lalu. Kau pasti sudah biasa-biasa saja bukan?
aku pantas mendapatkanya, kalau gitu. 


HAN (Hanif Alya Nahda)




Rasa-rasanya otak tidak pernah berhenti berfikir, atau mungkin ini yang disebut panjang angan? Atau memang sudah didesign seperti ini? Banyak mikir kadang disertai ide-ide berseliweran tapi hanya beberapa yang  bisa diwujudkan. Aku juga salah satu orang yang sensitive terhadap bahasa, malah sering berandai-andai bikin negeri sendiri, bahasa baru yang jauh dari rasa pesimis. Aku memperhatikan benar soal bahasa sehari-hari yang berpengaruh pada kemajuan jaman. Apalagi bahasa di daerah banyak sekali kutemukan kata-kata atau ungkapan sehari-hari yang lahir dari turun temurun.  Apa mungkin nenek moyang kita serba ketakutan karena takut bersuara dan takut bertindak karena dibawah tekanan penjajah selama ribuan tahun sehingga mencetak generasi-generasi penakut dengan bahasa yang penuh dengan toleran dan cari aman yang terus dipupuk.

Para ibu yang terlalu protektif kepada anak-anaknya membentuk karakter yang penakut dan kurang bisa beradaptasi dengn lingkungan baru. Para Bapak yang terlalu sibuk bekerja dan jarang komunikasi membuat anak-anak Indonesia banyak yang rendah diri dan daya saing yang rendah. Itu semua pendapat pribadi dengan survey sambil lalu, pengamatan acak melalui dari ke-bahasa-an sehari-hari. Namun Jepang, Korea dan Negara-negara industri maju, terlihat dari tayangan televise meski hanya film tetapi dari segi bahasa sehari-hari sangat menghargai pendapat orang lain, meski itu anak kecil. Mereka tidak pernah memperkenalkan kata: Ah, uh, mana mungkin, ah masa, kita itu apa Cuma orang kere, dll. Komunikasi yang mereka lakukan selalu mengedepankan sebuah progresifitas. Demikian bunyi istilah yang kucerna di otak kanan.

Di kita, malah bahasa gaul model baru tapi sama sekali tak ada manfaatnya buat merebut prestasi atau menjembatani kemajuan bangsa. Ah.. apa itu, akika, begindang, sotoy, emang guwe pikirin, kepo, dll. Bahkan sinetron-sinetron tidak mutu yang mempermainkan emosi pemirsa entah dari tutur kata, melototnya mata, bahasa tubuh dan muka ketika batin bicara penuh kebencian dan kemunafikan. Entah apa yang bisa diambil dari tontonan tihwi saat ini.

Aku punya generasi emas yang lahir dan tumbuh di Jaman yang telah maju. Dan Negara ini maju karena Alkhamdulillah negeri kaya dari sononya, semua bisa beli dari negeri seberang sehingga tak banyak yang diciptakan anak negeri. Pernah kukumpulkan anak-anakku yang masih belia ini dan diskusi tentang masa depan mereka dimulai dari hari ini, mungkin yang baru paham si Sulung. Tapi tidak papa yang lain hanya cengengesan, tapi kami menanamkan sejak dini kepada mereka: Menghormati orang tua, bertanggung jawab kepada diri sendiri, membuang sampah pada tempatnya, dan berkreasilah ciptakan sesuatu yang berguna bagi diri sendiri atau unik atau apapun.  Dan tentu saja akhir dari semua hal yang bisa dilakukan manusia adalah tetap bermuara kepada Allah SWT yang menciptakan bumi dan seisinya. Mereka didik dengan pendekatan contoh dari ayah ibunya, kami jarang memerintah mereka untuk shalat karena mereka telah melihat sendiri apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Hanif hobi main gitar, mendengar music dan cenderung tertutup, ia akan bercerita jika hanya diajak ngobrol. Baju-baju harian adalah kaos hitam yang masih saja gambar tengkorak, menyukai music jenis rock dan reage,  ada Sevefold, endang sukamti dan rastafara. Pada try out UAS 2016 ia meraih urutan 19/192 orang, rank 1 di kelasnya. Lalu pada UAS beneran sampai hari ini belum diumumkan hasilnya. UN akan dilakukan serentak tgl 09 Mei 2016. Ia berkeinginan masuk SMK elektro dan berkeinginan membuat aplikasi android dan computer. Good luck Han, Apa yang membuatmu terpikat dan semangat lakukan..

Alya si rame, kehadiranya selalu ada cerita meskipun berulang-ulang tapi pandai membuat suasana yang hening menjadi riang. Ia sudah dikenal di keluarga adalah penghuni kamar mandi, karena kalau mandi perlu berbulan-bulan sambil bernyanyi, geregetan dan gedor pintu menjadi hal biasa yang ia terima dari Mamanya. Tapinya adalah gampang ngambek, untungnya cepet ilang dan mudah lupa dengan hal yang bikin dia senewen ini modal awal sebagai pemimpin tidak tersinggungan.
Nahda, mulai mirip-mirip dengan Ayahnya, ceria tapi manyun dan pemarah kalau kurang tidur. Dan kalau pengin sesuatu ya harus ada saat itu juga. Tidak mau diam, hobinya kabel dan alat tulis merobek kertas (wajib) mereka mulai terbiasa melihat kesibukan ibunya berbelanja, menginventarisir barang-barang dan sejak belia telah pula terbiasa melihat benda-benda asing dengan harapan mereka kelak bisa mudah beradaptasi dengan pasar dan pandai berniaga.

Icemation, kambali hadir di ibu kota menyusul kedatangan mamang icut tak banyak kisah yang lahir di periode 205 ini. Namun keduanya terlihat mulai dapat membina kembali tanpa aba-aba dan tanpa alat kelengkapan apapun. Kami hanya baru membahas jebug dan soal kalah taruhan mala mini hujan atau tidak. Kalau tidak maka aku yang menang dan siap-siap makan salad kol tanpa daun di suatu tempat dan suatu senja. Besok libur, sepertinya acara gestun tak bisa dihindari…














Antara Cerdas, Ruwet dan Sukses


Khotbah Jumat hari ini, 15 April 2016 menyoroti soal degradasi moral, sopan santun dan ahlak manusia dewasa ini. Aku mulai mendengar degradasi moral sejak K.H Zaenudin MZ ceramah di Radio sejak jaman remaja. Pembentukan karakter manusia memang disadari atau tidak dipengaruhi oleh lingkungan, orang tua, dan sekolah. Ketika orang tua hanya mendidik anaknya secara hanya dasar-dasar baik, benar, salah, dan hukuman dan melepas ke masyarakat setelah tidak dalam pengawasan keduanya. Maka sisanya adalah bentukan dari alam sekitar, apa yang dia dengar dan apa yang dia lihat.


Aku termasuk beruntung karena salah satu dari komponen karakterku berupa tingkah laku tidak banyak dipengaruhi oleh visualisasi, tapi lebih banyak kepada apa yang aku dengar dan berimajinasi. Dan yang paling berperan dalam pembentukan karakterku pada jamanya cuma Radio. Saat ini, bayi baru jebrol saja sudah menonton tayangan televisi. Dahsyat sekali dan sukses besar kepada para pioneer dan pemikir pencipta televisi, dibalik temuanya yang revolusioner aku juga yakin bahwa ada misi-misi tertentu di dalamnya. Umur balita yang rentan terhadap hal baru, ketika orang tuanya tidak aware akan bahayanya tayangan televisi akhir-akhir ini, menjadi bertoleransi ketika anaknya nangis dan diam anteng ketika diobati dengan melihat televisi. Alya salah satu dari sekian juta anak yang sudah kecanduan tayangan televisi. Dan berantem dengan kakaknya adalah pemandangan sehari-hari di rumah. Hanif tidak menyukai tayangan sinetron, apalagi India, tetapi adiknya Sinetron dan India menjadikan ia terpana dan menganga saking menghayatinya. Aku menyangsikan ketika seumuran balita mungkin sering ditaruh di depan TV sementara ibunya sibuk dengan urusan DSK (dapur sumur kasur) sementara Ayahnya mencari nafkah entah di mana.

Padahal tadinya bukan nulis soal itu, tapi kenapa jadi ke sana. Berati saat menulis aku memang seperti mengobrol saja tanpa setting dan perencanaan. Padahal tadinya mau cerita soal kecerdasan pikiran hingga otak yang terus berfikir keras nan ruet tapi tidak juga meraih apa yang diimpikan selama ini. Setiap mikir itu, aku merasa bersalah dan mengaanggap diri kurang bersyukur. 


Kutipan berikut ini memang sedang terjadi di depan mata, saat ini dan di alam ini:
Rasulullah saw bersabda, “Akan tiba suatu saat di mana seluruh manusia bersatu padu melawan kalian dari segala penjuru, seperti halnya berkumpulnya manusia mengelilingi meja makan.”Kemudian seseorang bertanya,”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah jumlah Muslim pada saat itu sedikit?” 
Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. 4297 dan Ahmad 5: 278, shahih kata Syaikh Al Albani)
Lalu kita pasti akan segera mengelak dan membela diri, ya bagaimana dong,.. hare gene semua musti serba pakai uang, dll. Biaya hidup yang tinggi, menurutku dikarenakan oleh beberapa faktor misalnya:Kebijakan (politis), sumber daya manusia (individu) dan sumber daya alam. Kita menang kuantitas tapi soal kualitas aku sendiri meragukan. Kemauan akan kemandirian berbagai bidang tidak terjadi secara masal dan masif. Idealisme tercipta secara kelompok dan cenderung sporadis dan lebih parah lagi politis. Misal saja heboh menciptakan mobil listrik nasional, ramainya hanya menjelang pemilu. Ketika sudah lewat entutnya pun tak lagi terdengar. Sumber daya alam juga kurang apakah kita ini, membanggakan diri gemah ripah lohjinawi bergantung pada bahan mentah tanpa pengolahan lebih lanjut. Apa yang aku tulis tentu saja tidak akan banyak merubah situasi negara, tapi paling tidak keresahan yang kurasakan tumpah ruah di sini dan kelak bisa dibaca anak cucu. 

Padahal kalau kita tonton di youtube, atau video facebook banyak hal yang menginspirasi kita semua, bagaimana mereka memproduksi kancing baju, jarum pentol, orlet, kelereng dan lain sebagainya, sepele tapi untuk kebutuhan banyak orang. Barangkali di negeri tirai bambu anak-anak SMP atau STM membuat ketrampilan berupa chips, layar atau komponen dasar lalu dirakit menjadi henphone dengan aneka macam merk dan model. 

Pikiranku ruwet kan? sampai mikir ke sana kemari padahal ya hidupku begini-begini saja, tuh kan kurang referensi rasa sukur tuh kalau sudah hidup begini begitu. Ya sebetulnya aku ini kan nggak bodo-bodo banget, Teman-teman dulu yang ranking 1 naik podium dan dapat hadiah 5 buku tulis merk AA ketika kenaikan kelas, mereka tidak bisa merubah Indonesia. Jadi ini namanya sesuai judul blog kok, tentang apa saja. Tanpa pakem yang jelas dan tidak sistematis blas. 

Tapi lumayan sekarang pikiran ruwet ini tidak lagi menjurus ke selangkangan melulu, karena pandangan hidup ini sudah mulai beralih ke mode pegangan hidup. Iya, dong? 

Sukses itu, ketika habis nulis langsung diposting tanpa dibaca ulang, karena yakin, seluruh isi tulisanya adalah mikir sendiri. Harta benda aku yakin akan mengikuti, asal ada usaha dan mau ruwet sedikit. 



JEDA SEBENTAR BISA SAJA LUPA


Memulai kebiasaan baik tak kenal batas waktu, sekarangpun bisa saja dimulai syaratnya hanya satu, yaitu mau atau tidak itu saja. Kamar tidur berbayar (KTB) di Jakarta memang tidak murah, tapi untuk urusan tidur aku bisa nyaman di manapun. Yang bagi sebagian orang sering mengalami susah tidur, tidak denganku. Tapi ada kalaunya, apa saja itu? - kalau capek dan kalau ngantuk. :-|

Siapa yang tidak tahu Tanjung Priok itu daerah pantai yang disulap jadi pelabuhan yang tidak pernah tidur, 24 jam sehari, 7 hari seminggu tidak pernah berhenti bekerja. Maka hawa panas menjadi hal lumrah di ibu kotamadya Jakarta Utara ini. 

Untuk bisa bangun pagi, tidur lebih awal. Jam 21 atau 22 lah is ok. Maka jam 04 menjelang azan Subuh bisa terbangun. Karena temperatur tidak ada perubahan secara signifikan dari semalam ke esok pagi maka tidak membuatku bermalas-malas mengikuti hawa dingin. Suhunya masih hangat suhu kamar dan suhu tubuhku ini. Masak air tentu saja untuk bikin teh hangat di pagi hari, soal ketel jangan ditanya, merknya Tori boleh beli secara online di Elevania, Gayana Ji... tapi kelak kalau sudah sukses jangan sombong ya,. tetap berbaik hati dengan fukara masakin dan Ibu yang melahirkan. 

Rupanya hawa menjelang jam 6 kemarin membuatku terhuyung-huyung setelah shalat Subuh, karena jam 5 sudah kubuka jendela. Betapa segarnya, walaupun aku tahu udara pagi Jakarta pasti sudah tercampur dengan residu apa saja yang terbang di udara. Sambil mata ngantuk, ku telfon si kecil, dan rupanya sudah bangun, Alya mandi.. obrolan ngantuk itu ditengarai oleh ibunya anak-anak dan akhirnya hanya cuap-cuap mendengarkan Nahda nakxp00sck#$Wsxpa1cv... *sunyi*

Pukul 7 bangun, dan kunikmati secangkir teh yang sudah suam-suam kuku. Sedikit gula membuat rasa penasaran ada manis-manisnya dikit. Teh ini kubaawa dari kampung halaman hasil racikan petani. Khas dan nikmat tiada tara. TIba-tiba, ting... ada pesan masuk di whatsapp. Pa, mau roti nggak? aku jawab, tidak..aku lagi sarapan 2 telor ayam kampung diceplok. Tidak lama kemudian, pesan masuk lagi, ini ada yang nganterin roti, gemana ya? Aku jawab, ya kalau pengirimnya tidak kenal nggak usah dimakan, kasih saja ke orang. Hening lagi...

Aku ambil handuk, dan lihat jam udah jam 7 siap-siap mandi, lah kok.. ini kan tanggal.... dan kutelpon istriku. Aduh, maap... ya aku nggak sadar 'hepi besdei ya..' bla bla.. sebaris doa ku panjatkan. Keluarga April ya begini jeda seminggu, nanti Alya juga sebentar lagi. Tapi kenapa sekarang aku mudah lupa? apa  gara-gara android? atau umur? entahlah....

Sampai siang, ia merajuk dan komplain sudah melupakan hari bersejarah dan lalai dengan perhatian. Wanita sekali, kan?


Aprilian

Apa saja yang berseliweran di awal April?

Mari kita kupas satu per satu mumpung kapal masih jauh. Pertama, Nahda tepat berusia 1 tahun di tanggal 6 April ini. Di saat yang sama aku juga berkurang umur 1 tahun. Meski sedang tidak bersama mereka, aku terasa dekat dengan Afifa Nahda. Pagi-pagi dibandu ibunya menelfon suaranya masih meracau tidak jelas terbaca, hanya panggilan Pa, pe, pa pe.. lalu Alya Khanza terdengar pecicilan sambil bernyanyi riang.

Nahda lahir normal disaat aku belum lama hijrah di kampung halaman menjajal ilmu kanoragan dan ajian serat jiwa yang kupelajari dari pengembaraanku selama kurang lebih 20th. Nyatanya tidak ada apa-apanya ketika menghadapi kekuatan alami di desa yang sudah mapan ilmunya. Karena aku tak pernah menduakan Allah Swt sang pencipta, maka sepenuhnya kuserahkan hanya kepada-Nya tanpa perantara benda atau orang tua dengan karomahnya. Di saat menjelang kelahiran putriku, ibunya hamil tua dengan kondisi batuk dan tensi darah tinggi. 05 April sore kami tergopoh-gopoh naik mobil  dalam kurung saudara, bulan agak terang karena April mulai masuk musim kemarau. Meski berkali-kali melahirkan tapi sepertinya istriku telah lupa tanda-tanda akan melahirkan makanya ia terlihat santai dan tidak merasa mulas, tapi berpatokan pada usia kehamilan yang sudah 9 bulan 8 hari. Normalnya, lahir dalam hari-hari tersebut. Meski jaman modern, di sana masih ada nini Guni, yaitu wanita paruh baya yang sudah berpengalaman dalam membantu proses persalinan, Guni/dukun bayi tetap menjadi tradisi tak terpisahkan di kampung kami. Ketika guni sudah datang, ia gelisah karena khawatir lahir di Mobil, padahal perjalanan ke Klinik tidak terlalu jauh, akhirnya sebelum klinik kecamatan kami mampir saja di Bidan dan masih saudara denganku, Maka, aku, Alya, bumil dan guni turun dan segera mendapat pelayanan yang diperlukan. Kebetulan saat itu ada anak akbid sedang PKL, sehingga banyak membantu. Alya cepat akrab dengan mereka, namanya yang kuingat Tia dan Dina, mereka berparas ayu. Jam 22:00 mulai pembukaan, aku menunggu di teras rumah persalinan yang berjumlah 6 kamar yang berbentuk leter L dan nyambung dengan rumahnya. Minum kopi dan menatap bulan yang jauh dari keramaian. Alya tidak kunjung tidur dan bolak balik ke ruang persalinan menambah gaduh suasana. Sementara kondisi istri yang kian lemah dan pucat, tenaganya lemah karena sudah hampir sebulan terakhir batuk. Jam 00 pembukaan terakhir kepala bayi sudah terlihat, aku duduk di samping istriku sambil bermunajat kepada sang khalik dan mengusap ubun-ubunya yang berkeringat. 2 Abg yang praktek itu terlihat cekatan membantu proses persalinan, dan tepat jam 01.00 suara tangis memecah kesunyian, istriku tersenyum dan kucium keningnya, samar-samar ia berucap, itu kado ulang tahunmu, Pa..
Aku segera menggendong bayi mungil merah dan kuazankan dan iqomah.

pengin makan sendiri
Alya bangun dan tidak mau tidur sampai pagi saking senangnya punya adik kecil. Paginya kami kembali ke rumah dengan tambahan anggota keluarga baru. Hanif terlihat tidak senang dengan kehadiran anggota baru. Di bagian lain, terlihat aku sedang memberikan kultum kepada anak sulungnya, agar bersikap baik kepada Ibu dan adik-adiknya.

06 April 16




obrak abrik doc. bapak

gigi jarang

Pisang lempeneng
Reklamasi Teluk Jakarta sedang ramai diperbincangkan, demam Smule, aplikasi karaoke ini membuatku terlena. Dan ternyata sampai awal april ini aku sudah menyanyikan lagu sejumlah 980 lagu. Langganan VIP kenapa auto debet ke kartu kredit? entah bagaimana caranya menghentikan langganan smule VIP. Pisang lempeneng yang terkenal legit manis dan berkelas itu matang dipohonya, itu pisang yang kutanam 8 bulan yang lalu di dekat warung. Dan anak-anaklah yang menikmatinya.. Elevania, toko online bikin kecewa.


Kunjungan ke rumah saudara mulkiply bersama shebill dan Aristry, menikmati perjalanan dengan commuterline jarak dekat tapi berjarak tempuh luar kota.


Probation completed

Musim perjuangan (lagi) selama 3 bulan di kantor baru usai sudah, dan telah diganjar dengan sepucuk surat penetapan sebagai pekeran permanent. Kami patut bersyukur tanpa membanggakan, karena ini semua pasti sudah digariskan. Kalau memang aku ditakdirkan jadi pengusaha sukses pasti titian tangganya dengan banyak perbedaan sejak awal telah kulalui...

Dan kukabarkan kepada sang istri dan Ibu, mereka semua bahagia dengan kabar gembira ini. Alkhamdulillah kupanjatkan selalu kepada kuasa Allah yang memberikan kesempatan sebagai agent rejeki buat keluarga dan mungkin saja buat orang lain. Di saat banyak kulihat disekeliling yang sulitanya cari pekerjaan, dan tantangan besar bagi yang berkecimpung di dunia usaha. Hal-hal kecil inilah yang selalu buatku berefleksi. Karena tidak ada tempat yang enak buat sebuah pekerjaan, bahkan bagi yang punya perusahaan besarpun. Itulah dunia..

Tentu saja aku akan berusaha lebih keras lagi untuk bisa bekerja dengan teliti dan gairah tinggi untuk bisa bertahan ditengah-tengah ketatanya persaingan. Ini adalah awal....

Bismillah....