Fatwa ngeflay coy...

Hujan lebat di akhir Agustus, hal yang tidak biasa. Tapi kalau yang Maha Kuasa menghendaki adalah hal yang mudah bagi Dia. Padahal barusan panas menyengat, bukan masalah, Mas.. itu kecil bagi-Nya. Dengan dimurahkanya hujan tahun ini jangan-jangan tahun depan makin jarang hujan, Seperti kisah mimpi Nabi yusuf itu, yang 7 sapi gemuk memakan 7 sapi kurus. Entahlah...

Tapi hari ini ada berita yang dapat kubaca tentang seorang yang rupawan sohor dengan padepokan Brajamusti diciduk polisi karena positif memakai Narkoba, kepemilikan senjata api, dan binatang piaraan yang dilindungi. Awam akan mudah menilai, tuh kan.. ternyata... makanya mendingan keliatan beringas, begajulan tapi alim daripada citra alim dengan sebutan predikat mentereng. Membenarkan hal lain dari kejadian demi kejadian sudah menjadi hal yang mudah kita jumpai. Atau lebih baik pemimpin non muslim dari pada muslim tapi bejat. Jadi untuk menjadi panutan itu bukan hal mudah. Coba dan goda tidak datang sendirian tapi biasa bergerombol mulai dari godaan wanita, kenikmatan duniawi, kemudahan financial. Agar apa? supaya tiap kata-kata yang keluar itu enteng dan mudah diikuti oleh orang yang yakin kepadanya. 

Tulisan ini tidak akan rinci menggambarkan sosok ini, karena aku juga kata berita. Anu jere adol ndean. Dapat kutarik titiknya adalah bahwa prediksi 15 abad silam bahwa akan ada masa dimatikanya para ulama, maka yang terjadi panutanya tak lagi orang berilmu tapi orang yang berfulus. Orang berilmu biasanya terlihat melasi, tapi orang banyak duit biasanya terlihat keren dan berwibawa. Maka kebanyakan dari kita pasti maklum jika orang berfulus cenderung banyak pengikutnya. Tapi jangan seneng dulu, coy.. ngikutnya kalau lagi ada manisnya doang. Giliran pait, ramai-ramai exodus mencari panutan lain yang lebih parlente.

Sekarang siapa lagi yang kita panuti man? 
ya belajar sendiri lah kita berpegang Al-Quran dan Sunnah,..   
Gayamu, ji... susah itu, harus ada yang nuntun. Perlu guru

Tapi kalau guru spiritual kenapa rata-rata berwajah rupawan dan digandrungi artis?

Mukidi bukan artis, tapi sudah mulai terkenal... 
tokoh virtaual ini mulai ramai diperbincangkan. Jadi inget temanku, Nedjo sang rimba itu...

Susah-susah nulis sebetulnya apa gunanya ya?
Pak Harto sukses memimpin RI tapi yang nulis biografinya orang lain
Steve Jobs, pencetus tekhnologi diluar batas juga gak pernah bilang suka nulis
apalagi bill gates... 

Kapan ya aku akan berhenti menulis...
ora mutu orapa


Redenominasian

Man, kye aku deprentah ding pak camat jere kon sosialisasi babagan penyederhanaan mata uang rupiah, endole de buang telu ning mburi. Si paman sing lagi mbari nglorod papir sing jero plastik kusam delenge mbari ndamon tapi nyureng. "anu priwen kuwe?" tanya si paman
kaya kiye, man.. padane rika duwe duit 1oo.ooo mengko dadi 1oo perak, tapi nilai barang tah ajeg. kuwetah kur nggo nyingget pencatatan wong bank karo kon singget ari maca apan.
Si paman mbari ngramu ududan mbako enak tok delenge madan tertarik karo penjelasane keponakane sing siki kerja ning kecamatan bagian pembinaan masyarakat. "lah ilok mengko aku ora de bodoni?"
"ya belih, man...mengko ana pendampingan sing pelaku ekonomi ning masyarakat supaya transkasi ora kaco. Dadi, mengko secara bertahap duit sing sekiye de tuker ning bank karo duit anyar sing nilainya sama tapi angkane berbeda." jelas ponakane mbari njimot bintul anu gari setugel ning ceneng kuning.
"ffuuuuhhhh...." si paman ari ngetokena kukus gawe bolong bolong gambar waru. "ari kaya kuwetah aku ngerti, tapi sing penting rega rega aja mundak bae. mengko enggane wis de redomaktingting temen temen duit 1oo perak ora payu. nggo tuku kerung olih 1o kaya jaman nyong cilik. Angger kaya kuwe tah aku ora trima.. mendingan gawe duit dewek bae karo gambare inyong sing lagi ngempani ayam ning mburitan." curcol si paman.
"ya, man... aku paham... sing penting aku wis menyampaikan, tugasku selesai." Ngomong ngomong mbesuk menyan papir cukup karo duit 15 perak rika wis nggawa sekanthong, nyong pareng man... maturnuwun" mbari nglarak tablet ning meja, bat bintul ning tangane ndlapet de lepet lepetena ning ingsor meja. Si paman anunetah weruh tapi ora berdaya ngomeih, yong lagi mikir deneng redenominasi si priwe ilok negara, gawe kangelan bae.. udu tambah makmur malah gaawe njilmet.

Tanggap

Tiba-tiba seorang senior melempar HP ke atas awan dan menghunjam ke bumi, tiba-tiba sepasang tangan mungil sigap menangkapnya yang tak lain yuniornya. Itu pemandangan yang sering kusaksikan dari orang-orang yang terlatih. Anak PKL dari almamater yang sama akan sangat menurut apa kata seniornya. Hirarki masih ada dan memang sepatutnya ada...

Tanpa aba-aba, tanpa perintah anak-anak memang harus sigap menjemput apa saja, merespon apapun yang ada di sekitarnya. itu semua perlu latihan

Sekarang kita dapat saksikan anak muda yang apatis dan lebih banyak pasif karena dorongan layar sentuh dan nofitifikasi. Autisme digenerate dari suatu tempat entah dimana. Tak perduli... cuek.. tak bergerak.. tak bergeming...

itu harus disadari.. sebelum semua menjadi candu dan sulit dihentikan. Maka menjadi mantan facebooker adalah kenikmatan untuk meraih tanggap-tanggap lainya yang lebih potensial.

dus....

Dapur Picu Insomnia

Tak dapat tidur dan begadang adalah dua hal yang berbeda, tapi mirip. Sungguhpun mirip sebenarnya ia tidaklah sama. Tidak bisa tidur bisa dikarenakan banyak faktor tapi kalau begadang biasanya disengaja untuk tidak tidur karena suatu hal.
Anehnya, kalau begadang rasa kantuk sering tidak dapat dicegah. Tapi kalau sengaja tidur dan tidak kunjung bisa tidur, maka aku yakin itu pasti masalah. Bang Haji Rhoma telah menciptakan lagu sejak jaman kolobendo, yaitu Begadang dan tak bisa tidur. Di lagu begadang merupakan anjuran agar tidak sering dilakukan karena merusak kesehatan darahpun berkurang, katanya. Tapi kalau di lagu tak dapat tidur digambarkan Rhoma muda sedang kasmaran dan bertandang ke rumah kekasihnya yang sama-sama (kebetulan) tidak bisa tidur. Romantisme terjadi kala tidak bisa tidur dipicu oleh kerinduan.

Kalau kasus ini jauh dari itu semua. sungguh..
Jadi aku itu sebetulnya bersifat blubuh (mudah mengantuk) dengan syarat kelelahan itu saja. Jadi kalau sabtu dan minggu tidak bekerja, pun tidak pula jalan ke sana kemari membuang energi dipastikan itu selalu terulang disetiap minggu malam. Kupikir jam 23.00 saat-saat kritis tiba dengan mata berat, tapi tidak juga hingga terus di tiap jam berikutnya masih tidak kunjung hadir rasa kantuk.
Menghitung domba, menggiring ayam, bahkan membayangkan indahnya cakrawala di Sanur tak mampu mengundang rasa kantuk. Lalu tadi malam menjadi malam yang ke sekian kalinya aku bisa menyaksikan pergantian pagi di ufuk timur.

Dapur picu insomnia: me Ram: 5watt

Pertinyi-inyi


Apa aku menyukai pekerjaan ini?
Iya, aku menikmatinya karena libur setahun membuatku rindu bekerja

Apa ada rasa bosan ketika libur?
Ya bosan, ingin selalu sibuk

Apa yang kamu lakukan saat bosan?
Melakukan beberapa hal sehingga tidak terlihat seperti orang bosan

Pengin tantangan baru apa jika itu ada?
Menjadi planner atau manajer yang bisa merubah orang/organisasi menjadi teratur, disiplin dan terarah

Hal apa yang paling tidak disukai dalam hidup?
Krigan dan dibohongi

Hal apa yang paling dibenci tapi masih dilakukan?
Kartu kredit dan onani

Apakah tertarik bidang politik?
Menyukai tapi tidak suka partai politik yang terpecah belah

Apa kamu suka Ahok?
Tidak, pemimpin dalam benakku adalah santun dan berwibawa tidak mudah berstatement layaknya artis

Apa kamu suka sinetron?
Sama sekali tidak

Apa yang terlintas ketika mendengar kata sinetron?
Punjabi, mata mendelik, berkata dalam hati tapi suaranya jelas terdengar

Apa yang kau suka dari sosialita?
Berkumpul, bertukar pendapat, berdiskusi

Apa yang tidak kau suka dari sosialita
Dominasi tertentu, hp di genggaman

Apa kamu mencintai istrimu?
Bodoh… tentu saja.

Kenapa?
Karena hanya dia yang setia dalam suka dan duka, lebih banyak dukanya tapi sabar

Apa suka tertarik dengan wanita lain?
Ya, kadang-kadang mengagumi saja sebatas mata memandang sebagai dunia lelaki penuh imajinasi
Apa yang ingin kamu lakukan dalam waktu dekat?
Membangun kembali usaha yang kocar-kacir karena salah perencanaan, tidak matang dalam pengelolaan

Tidak kapok?
Tidak..

Lalu, apa lagi?
Ingin membahagiakan istri dan anak-anak dengan mengajaknya piknik ke suatu tempat

Apa yang telah kau lakukan untuk membuat bahagia pasangan?
Uninstall aplikasi facebook dan deactived

Apa pengaruh positif sosmed?
Bisa menjalin pertemanan tanpa batas

Ada ongkos dong?
Ada, paket quota internet 5GB /bulan equivalen Rp. 150.000

Ada godaan?
Godaan apa maksudnya?

Ya missal dari kaum hawa?
Jelas ada, banyak malah..

Kau layani?
Beberapa, agar mereka merasa dihargai. Tak bisa cuek begitu saja

Kalau mereka ada yang salah tanggap?
Ya kukatakan saja bahwa itu tidak mungkin, kan judulnya godaan…

Idul Adha mudik?
Tidak, entahlah… kayaknya nggak

Kurban nggak?
Tidak..

Smule udah berapa lagu recording?
Sampai hari ini 1650 lagu

Kamu senang?
Ya kadang-kadang, soalnya hobi

Kau tau itu kurang bermanfaat?
Tau, tapi belum ada tempat yang bisa mengganti itu, daripada aku pergi ke prostitusi? Lebih parah..

Kok ke situ?
Ya, mosok aku diem saja di kamar
Kenapa tidak hijrah saja mereka diboyong ke kota?
Terpikir, tapi istri mikir kepindahan anak, rumah tempat usaha yang ditinggalkan

Lalu apa keputusanmu?
Kunikmati dulu perantau returns ini, lagian bukan hanya aku yang seperti ini

Kau lemah?
Aku keras dan kuat

Bisnis gemana?
Musti banyak belajar lebih keras dan giat

Hanif mau lanjut ke mana selepas SMA?
Mungkin akpol atau AIP, terserah anaknya

Allah selalu menolong?
Alkhamdulillah, Allah selalu menolong di setiap kesulitan

Kenapa kamu belum kaya?
Gak tau, tapi udah merasa cukup… tapi anehnya selalu merasa kurang

Dari ke 3 anak-anakmu, siapa yang paling kau sayang?
Semuanya ku sayang...

itu pertanyaan superlatif, siapa yang paling, bukan rata-rata?
boleh tidak menjawab? itu relative, anak-anak semuanya punya karakter masing-masing yang unik, meski dari benih yang sama.

Hal umum apa yang sering kau dengar tapi jika terjadi nyata kau akan sangat membencinya?
ditinggalkan teman yang dulu sangat dekat.

Apa itu saat kau terpuruk?
ya.. 

Kau akan balas?
tidak...

Kau merasa beruntung?
iya...

Jam berapa mau makan?
jam 12.15

Menu apa?
tegean, kalau ada..






Tegean Kalbu


Menyoal tentang kuliner tradisional aku akan mengungkap tegean yang legendaris itu.  Kemajuan jaman seperti ini memungkinkan semua orang bisa menikmati berbagai macam kuliner baik camilan maupun makanan berat. Di desa terpencil pun saat ini kita bisa mudah menjumpai berbagai hidangan yang tidak bisa kita temukan 3 atau 4 tahun yang lalu. Ini semua pasti karena resep-resep yang mudah diakses dari berbagai media, baik mainstream maupun specialstream. Istilah terakhir hanya bualanku saja biar terlihat keren, padahal  henol. Resep rahasia nyaris tidak bisa lagi ditemukan, bahkan raksasa ayam goreng yang kita kenal dengan bisnis waralabanya yang konon memiliki resep rahasia, dewasa ini  lidah manusia sudah kebal rasa oleh berbagai macam hidangan. Ayam goreng tepung dengan tekstur berantakan sudah menjadi makanan yang umum ditemukan di mana-mana.  Begitu pula untuk makanan yang bersifat jajanisme sebut saja Pizza, Serabi, Teriyaki, dll sekarang mudah ditemukan dengan berbagai rasa dan verian. Jadi aku tidak lagi bisa terheran-heran atau ada sensasi aneh ketika menyantap makanan tertentu. Dari seluruh hidangan modern yang saat ini menjamur di gerai-gerai mini di Moll-Moll menurutku ternyata diperuntukan memanjakan lidah, wisata rohani  dan kepuasan, maka tak heran makna telah bergeser dari makanan untuk mengganjal perut, maka sekarang banyak jargon wisata kuliner. Drama kelezatan suatu hidangan sudah hafal kita saksikan dari para pakar kuliner saat mencicipi aneka hidangan lezat itu di layar kaca (sekarang layar plastic: LED).
Facebook, twitter, blogger juga telah banyak kita temukan postingan aneka resep dan telah banyak dicoba oleh para Mahmud (mamah muda), macan (mama cantik) dan mungkin masetu (mamah setengan tua) biar lebih kretif atau paling tidak bisa menghidangkan sesuatu di meja makan dengan makanan yang selama ini hanya terbayangkan.
Aku juga salah satu dari sekian milyar yang perduli rasa lezat maka memperhatikan hidangan adalah jenis hobi lainya. Peka terhadap komposisi rasa asin, manis, asam dan setengah asin dan manis adalah sesuatu keterampilan kepekaan lain setelah perasaan.  Namun dari semua itu, aku masih sangat menyukai dan sebagai penikmat tegean. Ya, benar sekali… tegean itu masakan rumahan khas nenek jaman dahulu kala. Ia hanya teracik dari beberapa lembar daun hijau, atau kadang labu kuning dimasak dengan air di dalam paruk (tembikar) dengan rempah-rempah standar bamer, baput, kencur, daun salam, garam secukupnya. Aku lebih suka menikmati tegean ini ketika sudah dingin dan kukokoh dengan nasi dan sedikit sambel tlenjeng.  Tegean ini sungguh nikmat disantap di siang hari ketika panas terik, tanpa nasi. Tegean tak perlu ada di Moll-moll, nanti si Biyung tak lagi special. Karena meski ia hanya dari ramuan sederhana, tak banyak orang tahu. Maka tegean adalah rahasia kecantikan ibu-ibu dahulu kala.



Abai Positif

Rasanya bukan hal yang mustahil untuk menghentikan segala sesuatu yang tidak berguna, bahkan merugikan. Boleh dibilang ini gagal paham atau telmi, telat mikir. Bertindak dahulu, mikir belakangan...cirikhas manusia-manusia kurang vitamin pada umumnya.
Memasuki bulan ke 4 tanpa asap rokok, rasanya lebih rilex, dimana dulu kepikiran soal mati gaya saat bertemua teman atau lagi nongkrong habis makan, atau ngaso setelah bekerja. Ternyata semua itu bisa berjalan tanpa hambatan. Bukan hal mudah memang menghentikan sesuatu yang telah menjadi kebiasaan. Tapi bukan berarti tidak bisa, semua musti ada upaya keras dari niat yang benar.
Lalu kian ke mari kian kurenungkan, lalu kalau 1 hal bisa kuhentikan maka yang lain tentu sangat mudah bagiku untuk tidak meneruskan. Maka mulailah hidup ringan tanpa terganggu dengan komen di FB, ngobrol tiada guna di grup WA, BBM. Kalau nyanyi? ini yang masih sulit kuhentikan, dikarenakan hoby asasi, tapi selagi itu merugikan kantong karena boros kuota kenapa tidak?

Memang makin bertambah usia beban kian berat, tapi aku juga bukan type orang yang lantas tenggelam dengan kesibukan kesulitan hidup. Sisi menikmati hidup tetap kupelihara supaya tidak panik dan kusut. Orang-orang yang menjauh karena latar belakang ekonomi, merasa berlevel tinggi atau lain sebagainya, silahkan saja enyah dari sejarah hidupku, tapi aku tetap seperti sedia kala. Bagiku semua orang harus kuhargai dan saling bertegur sapa. Tidak perduli meski ia sedarah, tapi kalau sudah belagu, guwe omongin di depan. Semua berjibaku, mungkin lebih keras dari yang lain tapi kalau soal mujur dan nasib memang selalu beda. Tapi tidak lantas menjauhkan persaudaraan. Apalagi yang cuma teman, baru segitu udah menjauhkan diri, guwe doain lo masuk sorga, bro..