Keresahan ini telah dialami beberapa tahun lalu oleh tetanggaku yang bernama Ritme (Ritno Menggolo) yang beberapa kali membuang smartphone terkutuk ke sungai, ke lembah dan beberapa samudera, namun akhirnya kembali lagi mencarinya karena belum bisa dan situasi lingkungan sudah tak memungkinkan untuk mengadopsi segala hal tanpa smartphone. Di tahun ini, 2024 ia bertekad untuk ke sekian kalinya untuk menghentikan segala ketergantungan dengan benda pintar tersebut. Secara tekhnis ia telah berhasil memendam itu semua, ia mulai membuka lahan di hutan dan terpencil dari dunia modern. Berbekal cangkul, bendo, gergaji dan alat-alat penunjang, serta berbagai pasang binatang peliharaan, serta anak istri turut serta diboyongnya. Ia mendirikan komunitas baru dan memulai hidup sebagaimana kehidupan manusia dimulai.
Bersambung... kapan-kapan.,