Andai aku berkesah


Mestinya aku lahir di Jepang, sehingga mataku agak merem dikit, otaku cerdas, dan dari kecil bisa membuat robot. Kenapa aku bukan dari keturunan orang yang kaya, sehingga masa remaja dan dewasaku tidak terlalu berat berjuang seperti orang lain yang terlihat bahagia sentausa. Andai saja aku berbadan besar, berbulu dada, otot hijau melilit di lenganku, berdagu belah tentu setiap lirik wanita datang ke pangkuanku. Kenapa pula aku bekerja lama-lama dan tidak memberanikan diri membuat keputusan besar agar potensiku teruji secara klinis bahwa aku adalah bisa melakukan banyak terobosan. Andai saja seperti orang orang yang hidup berdampingan bersama anak, istri, keluarga, masyarakat, tentu hidup lebih menyenangkan.

Kok harus mikir biaya kebutuhan hidup, dari anak yang mulai gemar jajan, kebutuhan pribadi, kebutuhan sekolah, mengatur asupan gizi mereka, kenapa harus ada yang namanya susu, kenapa harus ada yang namanya pasar dan toserba segede Mall, yang memajang begitu banyak produk, tapi hanya sedikit yang bisa terbeli. Kenapa ada yang namanya gengsi dan tanda pencapaian berupa kendaraan. Kok aku gak punya mobil juga udah berumur gini? pantaranku sudah naik mercy, mosok kijangpun tidak?

Kenapa harus ada pabrik kertas, sehingga harga buku begitu mahal... jangankan buku yang sudah ada tulisan dan gambarnya, buku tulis tipis pun sekarang mahal. Belum nanti kalau sudah pada kuliah. Andai aku pandai mengeluh tentu aku akan mumet dan sibuk dengan kekurangan demi kekurangan... Kenapa harus ada yang namanya cinta, rindu?
kenapa harus ada internet? heran,,, kenapa harus ada pulsa, yang ketika terhubungnya orang dengan lainya ketika terpisah jarak harus pakai tilfun.

Pantesan, banyak orang kikir bin pelit saking ingin mempertahankan diri agar ada 'keutuhan'...
duitnya utuh, berasnya utuh, bensin utuh, wajah utuh, perawatan utuh...

untungnya, aku bukanlah orang yang pandai mengeluh... semua keruwetan aku lalui dengan sambil terus belajar dan memperbaiki diri. Meskipun demikian adanya, bukan karena adanya aku, tapi kolaborasi dari apa yang kuupayakan, dan campur tangan-Nya yang disebut takdir.

aku sangat percaya dengan kun fa ya kun....

mau ke mana ini semua bermuara?.,....

akhirnya bisa menulis lagi....