Galak

Kiswong | Pic
Memasuki bulan ke dua di Kalimantan,

Semua normal, umumnya pekerjaan lancar dan kalau beberapa hal yang tidak sesuai harapan bisa jadi karena ada pihak lain yang belum siap untuk menjadi kompak. Pekerjaan ini melibatkan banyak instansi yang sarat koordinasi dan komunikasi. Hal yang paling membahagiakan bagi sebagian orang, termasuk aku pasti, adalah ketika lepas dari kesibukan. Rupanya dunia ini selalu menyediakan perumpamaan bagi banyak situasi. Maka perumpamaan yang pas untuk kondisiku saat ini adalah, tak ada gading yang tak retak. Kalau semua baik-baik saja, tapi ada saja yang kurang. Banyak manusia yang ambisius untuk duniawi dan mengabaikan jiwa dan ruhaninya, tapi tidak bagiku. Ruhnya hidup ada pada kebutuhan bioslogos, tapi kenyang kebutuhan bisologos tanpa kebutuhan duniawi tercukupi pasti hampa tak bertenaga.

Ini semua sejatinya bisa dikondisikan, tapi rupanya aku seperti terjebak dalam cita-cita masa lalu. Padahal bukan sesuatu yang rumit, kalau ada kemauan kuat. Tinggal, cling... semua beres. Kelihatanya begitu mudah, tapi lagi-lagi pelaksanaan dan konsistensi yang sulit. Aku salah satu jenis manusia yang galak, berhati keras, berkemauan keras. Bukan hal sulit untuk menunaikan kebutuhan bios logos ketika jauh dari istri, tinggal jalan ke mana, mau model apa, tinggal pilih. Tapi segalak-galaknya aku, kalau fokusku tidak ke dunia pergairahan tentu saja bisa redam, asal bisa sibuk, asal ada teman diajak ngobrol. Sesekali ngajak teman ngobrol di langit tanggapanya sudah aneh, maunya seperti apa yang dia mau. 

Padahal kalau mau mawas diri, ternyata bukan aku sendiri yang mengalami hal yang sama, masih banyak pria pekerja yang rela (baca: terpaksa) meninggalkan indahnya keluarga, lezatnya hidangan istri demi sifat wajib pria untuk mencari nafkah keluarga. Mereka yang profesional di bidangnya juga meninggalkan keluarga, dan baru bisa pulang 2-3 bulan sekali. Ketemu dengan orang baru dan ngobrol kudapati info yang setidaknya menghiburku, tapi kenapa aku merasa menjadi galak sendiri? Saat-saat tidak enaknya hidup sendiri bagi seorang pria galak adalah ketika menahan gejolak alami. Itu saja, dan tidak bisa dihibur dengan apapun kecuai bisa terbang dan lupa diri sejenak meredam galaknya malam....