Rencana dan Kehendak

Apa seharusnya aku tak pernah datang lagi? Mungkin dulu ketika mulai menyingkir pelan-pelan dan hingga hilang sama sekali mestinya totally menghilang. Kalau kemudian kedatanganku hanya membuatmu berduka dan menangis. Itu artinya aku tidak bisa membuatmu bahagia, buat apa? meski kita sekarang sahabat biasa. Akhirnya ini jadi seperti kisah tak berujung, kerap kali menjadi debat siapa yang memulai siapa yang mengakhiri, siapa yang nakal dan siapa yang korban. 

Rencana yang indah dan bulat seperti melon, namun kita tak pernah kuasa melawan kehendak-Nya. Jalan hidup tak pernah bisa kita bayangkan sebelumnya. Aku juga tak menyangka bisa kembali di Ibu kota dan berjumpa lagi dengan the legend. Barangkalai kita masih punya perasaan yang sama seperti dulu, karena berbagai alasan.

Namanya juga bertahun-tahun (ternyata setelah dirunut lama juga) tidak bertemu, aku juga masih ingat rencana ketemu di Bandara aku membatalkan last minute karena berbagai sebab. Rasa kangen itu pasti ada da dorongan untuk kembali bertemu tak bisa kupungkiri, tetap ada. Berkali-kali aku bilang bahwa pertalian ini bukan seperti pertemanan biasa. Ada sebuah kenangan yang sulit dihapus dari memory, itu kenapa meskipun dalam jangka waktu 'raib' cukup lama, tapi di masa karantina itu tetap saja masih teringat semua kenangan yang pernah dilalui. Aku bisa saja sebagai seorang lelaki, menuruti naluri kebanyakan yang cuek dan menghilang secara brutal dan menguburnya dalam-dalam. Tapi apa membuat sedih dan sakit kepada orang yang pernah hinggap di hati merupakan kebaikan? maka yang kulakukan adalah sedepa demi sedepa agar tiada terasa bagi keduanya.

Kita sudah seperti saudara, jangan sungkan bila perlu bantuan entah itu genteng bocor, escorting ke mana, perlu teman ngobrol, just feel free.

Be Happy, ic...Aku tak lagi dapat jauh menjangkaumu


------------------------------------------------------------------------------------------
Ada yang berbeda, ntah apa. Mungkin memang menghindar agar tak terlalu dekat, kumaknai saja demikian. Karena sehari sebelumnya masih biasa menyapa, walaupun aku tak bisa tidur setelahnya. Bukti kalo kepala sudah overload fisik pun ikut overactive,..
------------------------------------------------------------------------------------------------sama saja kok-----