Lembayung senja di negeri periuk

Hari ini berkunjung ke rumah Toni di Senen, ingin melihat putrinya yang baru lahir beberapa minggu lalu. Tapi mampir dulu ke rumah mba Rien, emaknya dan ngobrol werna werna. Toni lagi dinas, sudah kuduga tapi nanti kalau tau dari awal malah jadinya nunda nunda hanya sekedar silaturahmi.

Hampir dua jam di senen, sambil sesekali wasrapan sama toni, dan mau ijin atasanya untuk pulang. Saya bilang tidak perlu, tugas negara tetap nomor satu, saya bisa kapanpun ke sana. Tapi karena semalam bayinya rewel jadi ibunya begadang maka siang ini semua tidur dan aku tak bisa mengganggunya. Semoga selalu pada sehat dan tumbuh baik.

Lalu mampir pasar senen djaya, cari pesenan aya sebuah pianika warna pink dan dapat, lalu nahda yang bolak balik nyebut obing, karena belum bisa yang asli kubelikan mobil mainan yang bisa dinaiki, semoga dia senang.

Siang yang cukup terik, jam 14 kupandangi awan di arah utara terlihat teduh menggelayut hitam. Terbayang jemuran yang bisa kapan saja kebancuh hujan, lalu kupacu roda duaku menuju priok. Nggak lama, hujan turun...

Ini rekor tidak mudik terlama yang pernah terjadi selama merantau di jkt. Ada beberapa alasan..

Merdeka...

Ada yang baru semiran, terlihat segar dan lebih kekinian..