1-7 / kehabisan nadaa

Semua lagu sudah tercipta menghabiskan ruang nada dari do sampai do tinggi. Kreatifitas manusia telah berada di puncak digdaya. Kini, musisi yang menciptakan lagu mungkin hanya akan mengulang nada-nada dari lagu yang pernah ada. Semua slot sudah terpakai, jee.. lah gemana, kok tanya saya?....

Paling banter nambahin oktaf, pun nadanya akan tetap sama.  Misal, nanananan lalalallala pasti ketemu lagi lallalalal nanananna.. dururururubamm lilalalilailai.

Yang terpikirku saat ini olehku, orang bukan ahli dan bukan core of the core pula, kenapa diotaku muncul teknologi bau. Apaan tuh?.. iya sekarang semua kecanggihan audio visual sudah pol polan. Yang di erah 80-90 membayangkan bisa nelpon dan bisa melihat wajah di seberang sana, sekarang sudah semua terjadi. Apalagi, ya nggak? iya kan... ?

Nah, yang belum ketika aku nelpon biyung yang sedang masak, aku dapat membaui aroma apa yang di seberang sana sedang diolah. Atau lagi luluran misalnya, aroma wangi tubuhnya bisa sampai melewati satelit dan langit. Nanti dicerobong tak lagi melulu bicara resolusi layar dan speaker atmos atau dolby, tapi sudah ada cerobong indra penciuman, namanya Kiwtech. Percayalah, kelak akan ada teknologi ini, jadi tak perlu gundah musti repot-repot si dia kirim kapas yang beroleskan aroma kelezatan. 

Kapas? gak ngerti...