Bareng-bareng

Sajian sayur bening, ikan asin teri, sambel hijau tanpa terasi, Nasi putih dan beberapa kerupuk hangat nan renyah terlihat siap santap di meja makan. Si kecil dengan riang ke sana kemari membawa apa saja yang ia bisa gamit.

"Maem.." teriak Alya kepada ayahnya
Lalu datang lagi ke Kakaknya dan mengatakan hal yang sama. Ngomongnya belum lancar tapi sudah mulai jelas apa maksudnya. Dengan sigap ibunya anak-anak menuangkan air teh hangat di gelas besar dan mengambilkan nasi putih di piring beling itu.

Betapa bahagianya saat-saat indah berkumpul bersama keluarga walaupun menyantap ala kadarnya. Meski lidah ini sering merasakan aneka masakan aneh di kota besar, akan tetapi untuk menyantap hidangan yang disediakan istri dan direcokin anak-anak merupakan rasa syukur bagi kami yang tak terhingga. Kami jarang sekali mengeluh terhadap keadaan yang kami hadapi, selalu mengedepankan diskusi dan bila perlu melibatkan anak-anak untuk urusan yang masih ringan. Tidak ada salahnya meminta pendapat kepada anak kecil meski itu hanya untuk pembelajaran.

Tidak ada yang istimewa buat kami banggakan, tapi meski sementara hidup berjauhan kami tetap sepakat menjalin komunikasi yang baik dan saling menjaga diri. Bila satu dan lain hal ada kerikil dan sandungan pasti itu dariku yang suka sembrono. Allah sudah menetapkan apapun bagi mahluknya maka dari itu kami tidak akan merengek untuk memaksa diri memiliki sesuatu yang belum sempat kami dapatkan.

Kami akan belajar kepada butir benih ketika ditanam akan menjadi ratusan butir biji, dan seperti itulah sesungguhnya ketenangan batin bisa diraih. Infak dan terus berusaha sekuat hati untuk berbagi kebahagiaan kepada yang membutuhkan. Kami yakin kemudahan urusan akan diberikan bagi hamba-hamba yang rajin berbagi.

Janji Allah itu pasti, maka kami meminta agar kami bisa berkumpul dalam waktu dekat dan bersinergi menyatukan pikiran dan tenaga untuk tantangan berikutnya yang pasti tidak ringan.