Gerilya bisnis


Ada yang memojokan konon seorang kawan tak lagi mau berkawan dengan dunia langitnya. Minggu yang dulu selalu menjadi akar masalah karena salah satu, dan itu paling banyak adalah aku yang kerap menunggu teman yang menghabiskan waktu dan menenggelamkan kejenuhan hari minggu. Padahal saranapun saat itu hanya hp butut, memaksa diri sebagai gadget yang canggih melawan peradaban yang sudah jauh meninggalkan. Lucunya kalau ingat soner K530i buat chating, lalu ngeblog. Tapi dari situ, ada lompatan besar yaitu setitik ambisi untuk merubah ke arah yang lebih baik, notebook meski dengan jalan cengap-cengap, lalu alat itu tidak bertahan lama, karena merusak gaya hidupku, jadi tidak bisa konsen, sulit tidur, dan selalu berujung pada pertengkaran, dan pada akhirnya memang selesai sudah. Lalu akupun ingin pengganti soner merah itu, dan terwujudlah menjadi mini galaxi, meskipun wanabe wanabe apapun tetap saja aku selalu mempunyai sisi pencapaian meski lamban, tapi yang terpenting adalah ada lompatan. Allah pasti selalu mengabulkan permintaan, lah wong yang nggak pernah minta juga banyak yang bergelimang, demikian kata-kata itu yang selalu menyabarkan banyak orang termasuk aku.

Sabtu kemarin, kembali ada order pembelian komputer, lalu sepulang kerja, dicuaca yang panas aku mengayuh sepeda menuju rumah, di sana telah menunggu teman yang akan beli computer. Lalu setelah sepeda ditaruh di rumah kost, kami boncengan ke Glodok, sampai di sana jam 17, lalu rakit sampai install selesai, jam 19 baru kelar. Sampai rumah jam 21 malam, temanku langsung ke tempat tinggalnya dengan membawa barang.

Minggu pagi, aku ke monas dan berolahraga dengan sepeda secukupny dan jam 9 pulang. Baras beres, ini itu, lalu bar lohor, temanku bilang computernya problem, lalu aku dijemput, dan pergilah ke arah utara, melewati cilincing, melalui jalan baru, BKT... banyak burung camar di sana. Jam 15.30 tiba di babelan, lalu aku install ulang komputer itu, connect modem, dan beres. Lalu aku didaftarkan temanku yang sudah masuk duluan di speedline, ternyata dia sudah tarik fee dari investnya sudah mencengangkan, dan modal sudah ketutup semua. Aku ditalangi dulu untuk paket invest gold. Dari Babelan jam 19, menuju ke penggilingan di tempat industri tas, dimana teman-teman kampung di sana mereka bergelut dengan nasib dan sekarang mereka produksi tas wanita, dan mensupply ke pasar-pasar besar. Aku salut dengan jiwa bisnisnya Karim, tetangga, dan teman yang dulu adalah tukang bikin tas. Sekarang dia punya karyawan 15 dan semua tetangga di kampung yang nganggur. Aku iri dengan sikap seperti itu, dimana ketika ada saudara yang ingin ikut bekerja, aku tidak bisa memasukan.

Lalu aku dan kawan dari babelan itu memprospek karim, dan ia langsung bergabung dengan invest yang sama sepertiku. Aku sempat bertanya, di sebelah manakah dari sini arah stasiun pondok kopi? ternyata sangat dekat, katanya. Lalu setelah proses registrasi beres, dan makan waktu lama, karena kondisi mati lampu, jaringan lambat cuma dapat EDGE. Dan ngobrol tentang perjalanan bisnis yang ia jalankan. Aku termangu dibuatnya.....