Buku ini aku pinjam

mendengarkan lagunya chica kuswoyo dari siaran radio sebuah RRI purwokerto, kuingat betul penyiarnya Murti Astuti dengan acara Ulang Tahun. Acara ini dihadirkan setiap pagi setelah berita regional, hingga warta berita pukul 07.00. Ucapan ulang tahun datang dari berbagai penjuru karsidenan banyumas, hingga akupun hafal daerah yang tak pernah kusinggahi, sebut saja: Kebasen, dukuhwaluh, tanjung, bukatedja, klampok, banjarnegara, dll. Lagupun dipesan, bukan lagu dewasa seperti zaman ini, tetapi lagu anak-anak yang menyenangkan, dan membangun cinta antar sesama, orang tua, hingga indonesia. Lagu dengan judul Nusantara, seringkali diputar dihangatnya pagi. Sambil sarapan, buku-buku yang berserakan ditata kembali dan dimasukan ke dalam tas, tidak lupa penggaris terbuat dari kayu dengan ikatan tali diujung penggaris diselapkan didalam tas. Pasti nanti asyik bernain memutar penggaris disekolahan pas istirahat, derunya seperti suara helikopter yang tak pernah aku lihat. Melewati pematang sawah yang licin, kemudian terpeleset. Tas dan seisinya masuk ke dalam sawah yang habis diangler dan siap tanam. Pasti ada 3 pihak yang akan marah karena insiden itu, yaitu: Pak tani, Bapakku dan guru kelas. Aku pulang dengan mingsek-mingsek ditemani sohib setia pulang kerumah berganti pakaian. Soal buku jangan ditanya bagaiman basahnya, maka aku jemur diteras rumah. Maka hari ini aku berangkat sekolah dengan seragam berbeda dari teman yang lain, tanpa buku, hanya bawa pensil dan buku tulis bersampul ungu khas jaman itu, harganyapun 25 perak. Pas di pematang yang menggelincirkanku, sebuah benda menancap di sawah, penggaris ini akan menghiburku. Setiba disekolah, sudah banyak yang tahu tentang kejadian pagi itu dari teman-temanku yang berangkat terlebih dahulu.

Bel sekolah dipukul oleh petugas, dan masuklah seluruh krucil ke kelas masing-masing. Aku bengong karena tidak ada buku pelajaran yang sesuai untuk jadwal hari tersebut. Tiba-tiba seorang gadis manis datang dan mengantarkan buku ke mejaku. Katanya dia kebetulan punya 2 buku, yang satu punya kakaknya yang sudah naek kelas. Entah apa yang terjadi pada reaksi tubuhku saat itu, karena culun dan tidak punya pengalaman sama sekali tentang bagaimana berhadapan dengan lawan jenis, wong masih kelas 5. Tapi akhirnya aku merobek kertas dan menuliskan diatasnya, "buku ini aku pinjam sampai minggu depan", lalu remas-remas dan kulemparkan ke mejanya. kulihat dia membuka dan membacanya....

::makasih ya Ay, pinjaman bukunya, gak pakai copyright, kan?:::