Opplos

sumber: google
Sesuatu yang asing dan aneh pada awal kemunculanya, kalau disandingkan berulang-ulang maka menjadi biasa dan (terpaksa) menikmatinya. Seperti ketenaran lagu domaktingting jos, yang belakangan diprotes habis-habisan oleh anak sendiri yang sudah hafal benar gaya goyangannya. Kalau mau dicari sisi kebaikanya, tidak kutemukan sedikitpun. Tapi kalau dari segi hiburan, bisa saja lagu dan goyanganya menjadi begitu menghibur - ini sudah masuk industri hiburan. Lalu belakangan kusaksikan berita heboh mengenai tragisnya kematian beberapa orang, kelompok masyarakat yang menenggak minuman keras oplosan. Konon, oplosan ini termasuk perkembangan bahasa dari campuran. Minuman beralkohol dicampur dengan berbagi minuman lain dan atau obat lain sehingga menjadi minuman mematikan. 



Lalu, setali tiga uang. Maksudnya bagaimana itu? ya nganu...
Jadi dari subject penderita, yaitu para pengoplos hingga ada obyek penderita yaitu korban berjatuhan. Namun tentu saja sebelum ada korban, beberapa penggemar oplosan bisa jadi pernah selamat sebelumnya dari maut. Dan memanfaatkan efek oplos itu dengan menggembirakan diri di pesta rakyat atau di kelab malam. Hiburan itu kan selalu identik dengan kegembiraan dan berhamburan nafsu dan uang dan wanita. Entahlah,..  
Generasi rapuh..

Eh, mendadak dangdut dan tenar ada lagu berjudul oplosan, dan anehnya aku menikmati irama dan melodinya. Sebentar dulu, itu juga perlu proses bukan berarti langsung menyukai begitu saja. Pertama adalah sedikit terganggu kok di mana-mana kujumpai banyak orang mbahas oplosan, menyetel lagu oplosan, jualan vcd oplosan. Ini menarik, karena penyanyi yang melantunkan lagu tersebut didendangkan oleh sederet nama yang belum terkenal, tapi biasanya dari grup orkes asal kediri, atau jombang yang sukses dengan dangdut koplonya. Selidik melalui youtube, maka kutemukan banyak versi video untuk lagu oplosan tersebut.

Menghabiskan malam akhir tahun 2013 di kota Bontang dan suasana standar saja, hanya bunyi terompet di mana-mana, muda-mudi hilir mudik berkendara roda dua, tiga, bahkan empat juga banyak kujumpai. Mereka terlihat bahagia. Dan hari ini, tgl 1 Januari 2014 kuhabiskan hari sambil menikmati film di televisi di mess. Rasanya ingin terbang segera ke Jawa menikmati sekuntum rindu dan sebagainya.

Hanya ingin mengapresiasi atas usaha dan kerja keras para pekerja musik, yang telah mengangkat derita sosial dengan cara yang seru dan asyik. Perkara masuk ke dalam sanubari dan diambil hikmahnya atau tidak bukan menjadi tujuan mereka tentu saja. Dan dari sekian yang ada, Wiwik Sagita lah yang menarik perhatianku dan kudownload lagunya. Bersama OM. Sera, lagu ini menjadi terasa sempurna bukan saja oleh harmoni gendang ributnya, namun kekompakan mereka seperti orkestra atau Jazz yang enak ku dengar.

Semoga opplos tahun 2014. Tutupen taun 2013...!