Apa Yang Kamu Pikirkan?

Apa takaran untuk mengukur kadar rindu seseorang? bukan liter, buka rupiah apalagi galon. Dia adalah abstrak tapi bisa dibuktikan saat pertemuan. Lalu bagaimana tingkatanya? tentu saja ada taraf dasar seperti mengingat, lalu menengah yang berupa melamun atau memikirkan orang yang dirindui, taraf tertinggi barangkali merasakan dan sekaligus memikirkan kehadiranya. Satuan rindu adalah kangen pangkat 2. Bahkan lebih dramatis rindu bisa membunuhmu, kata sebuah syair dalam lagu.

Aku sedang memikirkan banyak hal setiap hari semua berseliweran memenuhi ruang memoriku. Jaman seperti ini, selain  harus memikirkan hal-hal pokok sehari-hari juga ter-pikirkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu dipikirkan, contoh sederhana adalah mengikuti berita terkini yang tidak pernah happy ending, dan seringkali mengikuti sebuah peristiwa pasti berakhir kecewa. Babak baru politik Indonesia yang semrawut menambah deretan hal-hal yang tidak perlu kupikirkan. Setiap akan tidur pikiran-pikiran yang tidak perlu dipikir datang sendiri, ongkos-ongkos merangkak, rencana mudik, daging belah gairah, group ndeso whatsapp, admin grup yang tak terurus di FB, tabungan yang tidak pernah expansi saldo, sekolah anak di wilayah sendiri atau di luar kota. Di kota lebih gawat, banyak kasus anak perawan umur 16 th musti berhenti sekolah karena hamil, mereka kost dan tanpa pengawasan orang tua. Lalu apa lagi? masa tua mau bagaimana? seberapa dalam ilmu agamaku, seberapa jauh aku bertanggung jawab akan ilmu agama anak-anakku. Bunyi bbm juga menggangguku, dulu hpku bunyi bagai prestasi sekarang makin senyap tanpa dering hp semakin megah hidupku. Lalu ada yang komplain sedang merindukan seseorang sementara orang yang dirindukan entah di mana rimbanya. Sungguh aneh, hidup ini. Padahal aku juga bukan seorang yang begajulan amat ya, aku masih punya pikiran dan perasaan. Semua yang pernah berlalu dalam hidupku adalah pengalaman yang sering muncul untuk kujadikan pedoman. Tak pernah bisa membuat semua orang bahagia, maka aku pastikan membuat orang-orang yang pasti ada di hadapanku kelak lah yang kudahulukan. Maka mengingat-ingat orang-orang yang pernah singgah dalam hidup kita merupakan bentuk rindu yang terpikirkan dengan satuan pangkat 1 atau x=y mungkin.

Padahal para pemikir ulung  hidupnya penuh kenikmatan, kelihatanya tapi meski terlihat lebih tua sebelum umurnya. Atau yang tidak banyak berfikirpun banya sekali yang kehidupanya lebih baik dari aku yang memikirkan hal tidak penting. Om Bob pernah bilang ke saya,"Anda berpikir seribu mil, wah pasti terasa jauh. Sedangkan saya tidak pernah berpikir karena hanya melakukan selangkah saja. Ngapain pakai mikir kan hanya selangkah." aku cuma manggut-manggut menelaah arti kalimat sakti itu. 

Jadi ngapai ngetik begini kalau tidak menghasilkan apapun, copypaste coment di mana-mana pasti lebih simple. Ada lagi aktifitas baru, decont, delete contact bagi siapa saja yang dianggap lalai dalam hubungan antar manusia di dunia maya. Tapi ada juga yang tiba-tiba nongol sendiri, tapi ketika di test contact tidak ada goresan apapun. Aku lebih suka pakai istilah menghapus jejak, biasanya dulu kalau mau mudik pasti menjadi pengalaman seru ketika di kereta atau di bus kelihatan sibuk mencet mencet menghapus sms atau obrolan apapun. Sekarang aman, HP ngegletak di manapun kalau di rumah karena tidak perlu lagi ada yang kusembunyikan.