Bantimurung



Belakang pabrik CS2pola sehat - teh gelas
Kunjungan ke pabrik teh gelas di Bantimurung, kabupaten Maros jarak tempuh 2 jam dari Makassar. Setelah meeting dengan bagian logistik selesai, saya keliling melihat-lihat situasi pabrik yang berletak persis di balik bukit batu pegunungan bantimurung. Air yang dipakai untuk meracik teh gelas adalah benar-benar air yang keluar dari sela-sela batu karang, benar-benar mata air yang murni. Dan sekarang aku nggak ragu lagi kalau konsumsi minuman ringan ini. Perusahaanku dipercaya mengangkut bahan baku berupa, cup, dus dan lainya dari Surabaya maupun Jakarta, sementara pabrik di sini menyediakan air segar, peracikan dan pengepakan yang kemudian didistribusi ke bagian timur Indonesia. Bisnis yang besar dari sekedar seribu perak per cup teh gelas, ini yang sering kita lupakan bahwa sedikit dan selisih kelipatan namun konsisten akan menghasilkan jumlah yang banyak. Masuk ke ruangan kantor pabrik ini harum khas teh melati yang langsung menenangkan pikiran. Setelah urusan kerja selesai, sekalian saja mampir ke lokasi wisata taman nasional bantimurung. Tempatnya tidak jauh dari pabrik, ada pintu gerbang gambar monyet raksasa, kupu-kupu di langit yang besar. Dan ini taman penangkaran kupu-kupu dan hutan lindung. Untuk masuk ke lokasi akan dikenakan retribusi gerbang pertama, Rp. 1000, lalu parkir motor Rp. 5.000 dan mobil Rp. 10.000. Jangan kaget kalau tiba-tiba disemprit disuruh parkir sama petugas yang melambai-lambai sekitar 100 meter dari gerbang pertama, karena tidak tersedia papan petunjuk yang memadai dan di depan terlihat gerbang masuk utama. Orang-orang banyak kecele dan mengira lokasi parkir dekat gerbang utama dan jalan yang lurus pula. Untungnya ada mobil wisata yang akan mengangkut pengunjung teresdia di lokasi parkir yang berangkat setiap datang wisatawan meskipun 1 orang. 

Untuk dapat menikmati air terjun, mata air dari sela-sela batu karang, goa karang, beruk pantat merah dan kesegaran alam harus melalui pintu gerbang utama yang dijaga petugas berseragam, dan wajib membayar karcis 25.000 per kepala untuk wisatawan lokal dan 225.000 untuk wisatawan asing. 

Meskipun aku orang gunung tapi datang ke lokasi seperti ini tetap menjadi favoritku, udara yang sejuk, senyap tanpa kebisingan, suara gemercik air rasanya semua rasa capek hilang seketika. Ada anak tangga menuju goa ke atas melewati batu karang berongga dengan pemandangan di sepanjang jalan samping kanan adalah sungai yang jernih, dan tanaman-tanaman yang baru aku lihat di hutan ini. Akar-akar terlihat menembus batu, padahal musim kemarau tapi terlihat hijau dengan akar yang menjuntai ke bawah. Rupanya goa yang dituju teramat jauh, maka baru setengah jalan aku putar balik karena waktu sudah jam 15:00 dan menuruni anak tangga yang curam. Terlihat para pengunjung asyik mandi di ujung air terjun, pasti mengasyikan kena dentuman ciprat air mengenai punggung seperti dipijit. Ingin sekali menceburkan diri dan mandi di antara orang-orang itu, tapi masih ada tugas menanti dan akhirnya kembali ke Makassar. 

Mudah-mudahan kelak ke sini lagi sengaja berwisata bukan nyambi...


Galeri: