Boros Batre

Aku begitu menikmati pemandangan sebuah object manusia yang tengah duduk di ruang tunggu Bandara, ia begitu asyik berkirim kabar melalui ponselnya yang mungil dan layarnyapun monocrom ukuran kecil saja. Setelah selesai berkirim kabar dengan sigap ia masukan ke kantong bajunya. Lalu terlihat membuka surat kabar dan sesekali ngobrol dengan orang yang duduk di sebelahnya.
Sementara di ujung sana, seorang wanita muda terlihat begitu sibuk dengan Ponselnya. Ia menunduk dengan muka mengerut kadang tersenyum sesekali ia menengadahkan handphon dan mengambil foto diri dan kembali larut dalam dunianya. Tak lama berselang, ia manyun dan menggerutu sambil mengeluarkan ‘Powerbank’ dari dalam tas warna coklat yang ia taruh di sampinnya. 

Menyadari sepenuhnya kalau setiap lompatan teknologi akan selalu memunculkan efek baru yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Aku sebetulnya korban dari peradaban, kalau tidak salah sebut atau mungkin bagian dari perkembangan jaman itu. Sulit dhindari sama halnya sulit menghindari berdetak ketika jumpa dengan si dia. Hadirnya smartphone sesungguhnya membantu manusia untuk menyederhanakan tekhnik penggunaan sarana informasi/komunikasi dari komputasi ke genggaman. Tapi embel-embel hiburanya justru lebih banyak ketimbang hal produktif yang seharusnya. Kalau bicara melalui telfon saja tidak cukup, akan berlanjut di chating. Chatingpun beraneka ragam lalu disusul social media seperti Fesbuk yang bikin orang banyak kecanduan. Ha… sampai di sini aku hamper terkejut karena ketersinggunan diri. Entah apa namanya kalau membahas hal yang menyangkut diri sendiri tapi sebetulnya muak dan ingin berhenti.

Membuat hal tidak penting menjadi terlihat penting, itulah sifat smartphone saat ini. Hal yang luput dari banyak orang saat ini adalah borosnya sumber daya batre. Banyak sekali waktu terbuang karena ngurus telpon pintar yang mau bentuk tablet maupun kapsul. Dan lagi-lagi aku harus memiliki powerbank karena sifatnya yang boros itu. Aneh… 

Semakin bening layar semakin pula daya yang terkuras, seperti itu juga wanita. Semakin kinclong dia semakin boros dana yang harus dikuras, kalau saja telat ngecas dipastikan ia akan terlihat kusut dan kelam. Maka aku lebih menyukai henpun keypad, monocrom dan mungil. Ia didesain memang untuk komunikasi dan menghasilkan uang, efesien dan efektif. Sehingga tidak bisa dipungkiri aku lebih menyukai nokia brocek ini ketimbang musti kredit lagi buat nyamsung atau nge brand. Tidak penting, sungguh..!