Lega lisasi

Banyak hal yang membuat perhatianku terganggu di awal-awal tahun 2016 ini, kopi sianida memakan korban seorang wanita, yang hingga hari ini beritanya masih pating sliwer. Aku bertanya-tanya sesungguhnya mereka itu tokoh apa hingga bisa-bisanya menyita ruang berita, baik mainstream maupun online. Ada apa sih sebetulnya? sebenarnya apa yang sedang dialihkan perhatian kita sehingga kita diarahkan fokus ke berita itu.

Lalu Lagi BT, semakin keras saja beritanya yang malah sedang seperti propaganda. Menjadi kekhawatiran tersendiri di ujung jaman ini, aku seperti tidak dapat tempat lagi untuk berteduh jauh dari hal-hal yang membiaskan pikiran jernih dan keimanan yang kian hari kurasa memprihatinkan saja. Bagaimana aku melindungi keluarga dan anak-anak dari berbagai serangan informasi yang tidak perlu dilihat dan didengar? Semua orang bersuara, menambah gaduh suasana negeri ini. Sifat patuh terhadap titah guru atau Imam besar seakan ditinggalkan para umatnya. Semua sudah pintar bersilat lidah memutar balikan kata dan fakta, bahkan hingga berani menentang Allah Swt. 

Dan yang paling hangat soal hiihihihi.... kalijodo itu apa ya? konon tempat jual beli asmara, surga dunia yang melenakan. Bagi perantau macam aku, tentu saja suka terfikir untuk menukar birahi agar lepas penat, Tapi untungnya aku tidak berani melakukan itu, karena sayang uang hasil jerih payah dan ingat anak-anak di rumah. Sungguh tidak tega...

Aku juga bukan ahli ibadah, bukan pula jebolan pesantren. Tapi aku cukup dengan acuan sami'na wa'atha na (kami dengar, dan kami taati). Ada akal yang bisa memikirkan, ada hati yang bisa merasakan, tentu hal baik dan buruk mudah saja dipilah tanpa harus mikir canggih-canggih. Kadang memang kutemui teman-teman yang so' menjungkir balikan pendapat ulama bahkan ayat-ayat Al-Quran dibuat mainan. Sungguh pintar dan kritis sekali mereka. Aku hanya sederhana saja, bertaqwa adalah mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Garisnya ada di rukun Iman, undang-undangnya ada di 5 rukun Islam, Apa lagi? 

Buyut pernah mendongeng seperti ini, syahdan dulu ada seorang yang pernah jaya  lalu menjadi orang yang papa, mencoba usaha ini itu selalu menemui kegagalan. Untung istrinya orang yang tetap setia baik dalam kesulitan. Pada suatu hari, pria itu pergi meninggalkan rumah guna mencari rejeki. Tidak lama keluar dari rumah kakinya terantuk sesuatu di tanah, lalu ia memungutnya ternyata hanya sekeping uang kuno yang sudah mleot. Sambil berjalan ia bersihkan dengan ujung baju hingga terlihat kilauanya. Di ujung jalan ada seorang yang memperhatikan dan memanggilnya, ia tertarik dengan uang logam kuno itu dan menawarkan 300 ribu, Pria itu setuju dan menukarnya dengan uang tersebut. Ia pulang berseri-seri dan ingin segera memberikan kepada istrinya yang sudah lama tidak pernah diberi uang. Di tengah jalan ia melihat  penjual kayu papan yang bagus, maka ia tertarik membelinya karena ia pikir pintu rumahnya rusak dan harus diganti, tanpa pikir panjang uang tersebut untuk membeli papan kayu. Ia panggul menuju ke rumah, baru beberapa langkah ia dipanggil oleh seseorang di toko seberang, dan meminta papan kayu itu ditukar lemari. Si pria tentu saja tertarik dengan penawaran itu, maka iapun dengan suka cita menukar papan kayu dengan sebuah lemari cantik. Dalam hati berkata pasti istriku sangat suka dengan lemari ini. Lemari ia dorong dengan gerobak menuju ke rumahnya, namun lagi-lagi di tengah perjalanan ia dipanggil seseorang dan tertarik dengan lemari yang ia bawa. Orang itu menawar lemari itu seharga 3 juta, dan tanpa pikir panjang ia pun menyetujuinya. Ia berjalan dengan sumringah sambil menghitung uang ratusan ribu sejumlah 3 juta, namun tiba-tiba di tengah jalan menyeruak dari semak-semak perampok bersenjata, meminta uang itu. Si pria ini tanpa melawan menyerahkan uang tersebut kepada perampok, Dan perampokpun segera lari terbirit-birit, Di saat yang sama ia berpapasan dengan istrinya di belokan dekat rumahnya, Istrinya menanyakan apa yang dilakukan oleh perampok itu? jawab si pria dengan santai, itu hanya uang logam kuno yang kutemukan tadi pagi di jalan.

Rasa lega dan ikhlas itu bisa muncul begitu saja kalau kita mau berfikir dari mana sesungguhnya kita berasal. Andai saja itu terjadi pada kita tentu saja minta ampun menyesali uang 3 juta, tanpa berfikir 3 jam yang lalu itu kita tidak punya apa-apa. 

Banyak hal yang sederhana tetapi seperti dibuat sedemikian rumit dan sulit, atau negara kita memang tidak boleh maju? Rahasia cerdas adalah apa yang kita konsumsi, itu kata artikel di media online. Kalau saja aku mengarang minumlah getah pinus pasti anda jadi pintar dan bebas dari berbagai penyakit, dan diposting di internet, sudah jelas banyak yang nge-share. Buah-buahan harusnya dimakan sebelum makan besar. Jangan makan ikan dengan kepala, jangan makan susu dengan daging. Jangan makan daging dengan hasil laut, dan lain-lain. Pokoknya Jauhkan Indonesaia dari rasa malas. Berani melakukan terobosan, tidak tunduk kepada pihak manapun, maka akan ada suzuki, toyota, honda khas Indonesia. Kalau makanan kita bagus, maka ke belakang juga bagus lega nya. Karena kalau prostitusi semakin banyak dilegalisasi, pasti bisnis lega-lega birahi kian tidak bisa dicegah. Maka pria-pria seperti aku bisa saja mempertahankan diri atau justru tergenang adrenalin.

Northern Way.