Jangan


Minggu pagi bangun subuh kesiangan, mungkin efek bantal baru beli di Buaran. Jauhnya.. Setelah Subuh, apalagi kalau bukan megang HP dan untungnya kali ini aku tidak lupa. Karena sudah hampir jam 7 pasti semua orang sudah sibuk, namun tak lama diangkat dan aku menanyakan Alya. Tetapi, langsung distop, nggak usah bilang apa-apa anaknya lagi main. Padahal aku pengin sekali sekedar mengucapan selamat ulang tahun buat anak perempuanku. Aku tahu alasanya kenapa mamanya bersikap demikian, tak lain karena tidak ingin mengganggu kesibukanya. Pengalaman sebelum-sebelumnya kalau ultah harus mengundang teman-teman bikin nasi kuning dll sementara Ibunya sibuk dengan adik kecilnya dan perdagangan. Ya sudah...



Semakin siang, cuaca semakin cerah. Dan gulang guling di atas kasur sambil mengingat apa yang terjadi sehari sebelumnya, suasana menyenangkan lalu disusul malam minggu ngobrol di telfon. Sampai di sini, rasa-rasa ribuan tahun lalu hadir kembali dan aku menghwatirkan satu hal, yaitu tidak pandainya aku mengendalikan rem. Lalu ku sms, tidak biasanya membalasnya lama, lalu ku telfon pun tak diangkat. Hampir sejam kemudia baru ada balasan, entah apa yang terjadi. Itu yang terjadi kenapa aku berusaha lepas dari itu semua, ya karena seperti ini. Tak perlu kujelaskan lagi soal gejala uring-uringan yang membahayakan ini. Lalu aku pergi keluar rumah supaya pikiran ini bisa melebar ke samping kiri atau kanan. Lalu mampir ke kantor menulis ini....

Be Natural... kalau kau mau ngobrol di BBM dan WA dengan siapapun, tapi sementara tidak denganku, aku tak lagi bisa memaksamu. Bisa melihatmu sumringah dan sehat aku sudah sangat bersyukur. Mudah-mudahan kau sedang tidak menghukumku...










Sebelum ini, sabtu minggu kulalui biasa-biasa saja, tapi sekarang aku mulai sedikit runyam. Persis dengan perasaan yang pernah terjadi di waktu lalu. Kau pasti sudah biasa-biasa saja bukan?
aku pantas mendapatkanya, kalau gitu.