15

Seminggu.
Memulai sekolah lanjutan di satu SMANSA (anaku menyebutnya demikian) di kota kecil yang kalaupun dijug jag (PP-red) sebetulnya sangat bisa dilakukan. Tapi di sekolah tersebut menerapkan pembelajaran yang intensif dimulai pagi jam 07 sampai jam 16, Senin sampai Jumat, layaknya orang bekerja saja. Sehingga dengan kondisi demikian kami memutuskan indekost saja di kota itu. Kami juga mendorong agar anak ini bisa lepas dari pengaruh rumahan agar bisa lebih mandiri, belajar membuat keputusan-keputusan kecil dalam hidupnya. Bagaimana ia mengelola keuangan, apa yang harus dibeli, berteman dengan siapa, dan lain sebagainya. Sebelum memulai sekolah, kami berikan pembekalan supaya ia ada gambaran bagaimana kehidupan orang ngekost, karena contoh hidupnya adalah ayahnya sendiri. Kami menyarankan agar sebulan sekali ia pulang, supaya lebih terasa kangen mama serta adik adiknya dan yang paling penting ia menyadari bahwa jauh dari orangtua betapa tidak menyenangkan, dengan demikian akan muncul benih rasa sayang dan sesal sering membuat mamanya nangis dan kesal.
Tapi jumat sore, 23 Juli sudah nongol di kampung halaman, ia mudik dengan segenap cerita yang disampaikan kepada ibunya dan direlay ke aku pada malam harinya.

Senewen
Hal yang kusukai adalah dia kian dekat dengan ibunya, setelah beberapa hari kost. Hanif sering cerita segala sesuatu kepada Ibunya baik sms maupun langsung. Saat istriku diundang sebagai walimurid ke sekolah, ada sikap Hanif yang tidak kusukai yaitu tidak menghiraukan saat dipanggil oleh ibunya. Menggelengkan kepala, bukanya mendatangi dengan meminta izin guru kelasnya. Apa pasal? Hanif ngasi kode minta uang jajan, dengan menggesek-gesekan jempol dan ujung jari telunjuk ke arah Ibunya. Lalu, si Ibu ini memberikan kode agar datang, sampai dibuat kesal karena tidak juga datang maka si Ibu menitipkan kepada siswi yang pas keluar dan masuk lagi dan mengatakan tolong titip ke Hanif. Lalu si Ibu ini segera meninggalkan ruang kelas karena tengah ditunggu oleh tebengan angkutan. Nahda dititipkan ke rumah Eyang di Dhekawe, kutelfon dia sedang main dengan ponakan. Pada malam hari aku telfon ke kampung, rutinitas ini selalu kulakukan setelah pulang bekerja dan bersantai di tempat yang kusewa ini. Setelah mendengar Nahda yang hanya panggil "Pa.." dan pergi lagi ke Kamar Aya, lalu Mamanya anak2 menceritakan keluh kesah Hanif atas kejadian siang tadi. Konon, karena uang yang dititipkan kepada seorang siswi, ada sisiwi lain yang juga teman SMP senewen kepadanya. SMS dari bocah itu diforward oleh Hanif ke Ibunya. Ada ibu ada mama, yang bener yang mana? kisah kecil anak SMA. Aku bilang ke istriku, tidak perlu dihardik kita arahkan saja sebaiknya bagaimana. Masa SMA hanya sebentar dan pasti akan banyak warna yang berkesan kepada seluruh masa depanya.

Selamat
Pulang ke rumah bukanya membantu meringankan tugas Ibunya, malah tidur lama-lama seperti balas dendam, itu berita di hari Minggu sore dari istriku. Lalu malam harinya, aku telfon Hanif secara paralel dengan ibunya dan kukonfrontir. Orangtuanya kembali mengalah membeli kartu baru, M3ordeodroroeedoeoedoreo apa macam itu? karena Hanif tidak mau pakai Telkomsel. Kutanyakan kegiatan apa pulang ke rumah, dan kami mendengarkan penjelasanya. Ibu dan anak mempertahankan argumen masing-masing. Pada akhirnya kusampaikan kepada Hanif, agar perbaiki sikap. Agar merasa nyaman, jangan pernah menunggu perintah, lakukan banyak hal dengan inisiatif tanpa disuruh, pasti lebih mantap dan terlatih memimpin misi apa pun kelak. Sholat saja kok sampai digubrak-guprak.
Pagi hari tgl 25 Juli, kutelpon tapi tidak diangkat dan beberapa menit kemudian dia membalas, maaf tidak bisa angkat tlf karena Hanif udah masuk. Lalu kubalas ucapan dan untaian doa, selamat ulangtahun ke 15.

Laras
Tadi malam kembali kutelfon Nahda dan semua anggota, setelah semua kebagian bicara, lalu kami ngobrol mengisahkan masing-masing kegiatan hari ini. Aku lebih banyak mendengarkan. Bapak mertua tengah dirawat di RS Margono Purwokerto karena paru-paru. Lalu ia menceritakan Anak sulungnya punya kisah klasik berkaitan dengan hari jadinya, sore tadi katanya dihadang sama Laras, siswi yang sebelumnya senewen itu. Dan memberikan kue ulangtahun bermotif daun lembayung berangka 15 di atasnya, lalu dicoreng-coreng di Muka. Dan sisa kuwehnya dimakan rame-rame sama teman-teman kostnya. Perasaan Bapaknya dulu nggak ada yang begitu... Han..