Terhindar dari bencana

Libur dari penat pekerjaan tepat setahun bergabung di perusahaan baru kuambil fasilitas cutiku selama 4 hari. Ada tanggal istimewa di hari senin tepatnya tanggal 12 Desember, hari Maulid Nabi besar Muhammad SAW. Sehingga total jendral berada di rumah selama seminggu. Hari-hariku menemani anak-anak membantu istri, cuaca yang mendukung membuatku lebih banyak menghabiskan di rumah sekedar menikmati teh hangat, goreng singkong atau pisang. Hujan bisa seharian penuh tanpa jeda.

Mengantar sekolah Aya setiap pagi menjadi kewajiban dan Nahda musti turut serta karena setiap anak kecil pasti menyukai naik kendaraan berapapun rodanya.

Suatu pagi, aku mengantar Aya sekolah dia duduk di belakang dan Nahda duduk di depan. Karena suasana gerimis mendung maka semua kupakaikan jaket. Termasuk diri ini sendiri, di tengah perjalanan ada sebuah lembah di sisi kiri jalan dan ada penghalang di tengah jalan tanpa papan petunjuk apapun tapi masih dilewati. Aku terus melaju pelan karena kupikir ada tanah longsor, tapi rupanya setelah belokan baru terlihat ada pohon bambu menjuntai di tengah jalan, kulalui pelan2 dan Alloh masih melindungi. Kami tersengat setrum dan aku kendalikan roda dua tanpa panik agar tidak oleng dan terguling ke selokan. Lalu kami selamat ke sekolah sementara anak2 menangis karena ketakutan.

Lalu setelah Aya sampai di sekolah, kembali ke arah rumah dengan sangat hati2 tanpa menyenggol pohon bambu. Ku parkir dulu sebelum lewat dan kugendong nahda dengan wajah ketakutan. Orang2 sudah berhamburan dari rumah menanyakan keadaanku lalu anaku direbut oleh seseorang dan aku disuruh mampir dan dibuatkan teh anget manis. Setelah reda, kuambil motor dan kembali ke rumah.

Sambil kupandangi, itu tanaman bambu rupanya putus dari batangnya karena kena aliran listrik kabel utama (yang paling atas) konon semalam sampai ada dentuman keras. Saking penasaranya, aku telisik hingga dekat dan ternyata masih ada percikan api kalau ujung bambu menyenggol ke ujung tanah dan aspal. Bahhh... kalau tidak karena perlindungan Allah, tentu hari itu aku trabas tanaman bambu yang menjutai itu.
Pretek...pretek...seperti di film2 itu.