Janggal

Sebetulnya interkom adalah komunikasi paling sederhana sekaligus paling canggih yang pernah ditemukan manusia. Sebelum itu semua ada, barangkali pada jaman dulu orang-orang selalu berteriak untuk memanggil seseorang atau memberikan kabar apapun, dengan sekuat tenaga sambil mencorongkan kedua telapak tangan di antara mulut, dan menggemalah teriakan orang ke arah yang ditujunya. Lalu ia diam dan menunggu jawaban dari seberang sana. Iya, kalau angin berhembus ke arah sana, kalau berlawanan?

Lalu manusia selalu mencari cara untuk bisa meringankan manusia, salah satunya komunikasi. Menggunakan kabel, magnet untuk mic dan speaker untuk mendengarkan. Listrik berperan di sana untuk bertanggung jawab merambatkan sinyal suara ke sana ke mari. Saat kita bicara, yang lain diam mendengarkan, dan ketika di sana bicara kita akan diam mendengarkan. Teknlogi terus berkembang menjadi telefon, dimana kita bisa bicara sekaligus mendengarkan, maka tak heran di era ini mulai ada yang namanya debat dan silang pendapat. Entahlah...

Kemudian diujung kecanggihan teknologi komunikasi, seseorang menginginkan jangan pernah meninggalkan suatu hubungan baik. Komunikasi kuncinya, berkali-kali konon sering jatuh bangun untuk terciptanya komunikasi yang baik. Dan entah siapa yang harus memulai apa, ketika salah satunya diam, yang lain juga merasa menunggu. Apakah salah satu yang harus menyapa dulu? atau membangun komunikasi itu harus seperti interkom itu? 

Maka ketika hanya mamang yang dominan, ini apa? kok jadi aku yang lagi berharap sesuatu, padahal ia sudah enggan untuk bertemu. Nah kalau aku seperti mengejar sesuatu, rajin menyapa dan diujung sana hanya ogah-ogahan, lalu mamang juga akan diam. Nah diamnya itu nanti dianggap pergi, tak perduli lagi. Seusiaku tak mau lagi ruwet, pengin enjoy... terserah dia mau buka tulisan atau tidak. Monggo. Apa mau ngobrolnya kalau lagi outing saja ya?

Subuuuuhhhh....