Wabah dan kesabaran Ibu

Dalam waktu hampir bersamaan wabah penyakit datang dalam keluarga, dimulai Alya kena cacar dan segera dibawa ke Puskesmas untuk diobati. Hampir seminggu tidak sekolah dan proses penyembuhan dirumah dengan sisa-sisa gatal kulit bekas cacar. Tidak lama, selang berapa hari adiknya kena juga, Nahda, lebih parah dari kakaknya dan musti di bawa ke rumah sakit. Minggu ini belum sembuh benar penyakit yang diderita Nahda, kakaknya yang cowok mendadak mengeluh tidak enak badan dan kirim w.a ke Ibunya. Mendengar cerita demikian, aku langsung minta Hanif tidak sekolah dan pulang dulu ke rumah untuk berobat dan istirahat, saat ini mereka berkumpul di rumah. Itu mungkin kenapa aku diciptakan sebagai lelaki karena tidak bakal sabar menghadapi segala kemungkinan yang terjadi dalam bahtera keluarga. Benar-benar berat pengorbanan seorang ibu untuk anak-anaknya, lalu kalau situasinya demikian aku harus ikut bantu menyabarkan, di ujung telpon berkoordinasi. Entah kapan istrri bisa berlenggang berdua ke suatu tempat, anak-anak sudah mandiri dan menikmati hal yang belum pernah kami lewati sebelumnya.