Sroto Brewut

Hari Rabu, hari cutiku habis dan musti menyiapkan buat keberangkatan sore ke Jakarta. Hari pahing, pasar lokal yang ramai untuk ukuran kota kecamatan. Semarak bisnis terlihat jika kita berkunjung ke pasar, ada geliat ekonomi di sana. Maka bagi orang-orang yang suka menabung dan tidak boros pasti tidak akan suka dengan situasi demikian. Bagiku, duit mesti berputar, dan harus dibelanjakan. Titik!  Si ibunya anak-anak akan bikin menu special berupa sroto khas Banyumas, kami namakan sendiri yaitu Sroto Brewut, ini menjadi merk dagang kami sekaligus menjadi simbol nama tempat usaha kami. Tukang listrik belum juga datang, waktu sudah makin siang.. Mama Dada sedang meracik resep Sroto di dapur warung, sementara Nahda bermain dengan bapaknya.  Jam 1400 Sroto itu dihidangkan dan kami menyantap bersama-sama 

Tidak lama kemudian ada tamu dari Jakarta, dialah kemandan Thoing dan istrinya, baru sampai dan l
angsung menuju ke tempatku, karena sebelumnya wasrapan waktu masih di kereta, aku bilang kalau mau ke J-Lo jangan terlalu sore, mamang akan berangkat sore ini. Kami mengobrol tentang apapun, hingga urusan di atas perut. Wah-wah kalian pasangan yang hot... terbuka untuk segala jenis topik diskusi. Ngajak mancing belut di sawah, tapi waktuku tidak keburu, belum packing belum dapat jatah sangu biologis, dan lain-lain..  Elang dan Deeva tidak diajak, masih di rumah embah di Tipar. Setelah satu jam ngobrol mereka pamit dan mau ke hutan pinus mau selfian kata mereka.

Powered by: Brewut MicroMart

Kamipun bersiap-siap menutup warung, karena konfirmasi dari orang PLN, SPK baru turun Kamis pagi, ya sudah akhirnya kulatih istriku tanpa mesin fotocopy menyala, hanya perkiraan saja, toh standarnya pasti tidak akan jauh berbeda. Sampai di rumah, hujan lebat, waktu menunjukan jam 1500, cuci motor, nemenin si kecil bantuin packing barang bawaan, tentu saja petay tidak lupa, dan tak pernah lupa kelezatan tumis pakis campur combrang, udang kering, kecambah.. Dan pertempuran urung dilakukan, waktu tidak cukup dan musti bermain dengan si kecil dulu. Rebahpun tidak sempat, akhirnya jam 1700 siap-siap untuk berangkat, titipan hanif beres, mantel, semua ok dan tibalah untuk seremoni perpisahan. Jam 1800 sampai di tempat kost Han dan motor bersamanya, aku lanjut ke terminal. Bus malam berangkat jam 1830 dengan surplus tempat duduk, aku bisa tiduran di atas jok sendirian, dan tiba-tiba sampai di TG. Priok jam 0300, lumayan lelap karena capeknya.