CIKAL


Menyusuri sepetak kebon peninggalan almarhum Ayah menjadi hal yang menyenangkan, beberapa tanaman yang kutanam sendiri menumbuhkan rasa penasaran tersendiri ketika mudik, sudah seperti apa. Dan kuajak serta si Nipong agar dari kecil menyukai alam dan hijau daun. Beberapa pohon kelapa tinggi menjulang tak mungkin tergapai bila haus menyengat sekedar siraman kelapa muda. Kutahu betul pohon itu sejak aku seumuran Nipong sudah berdiri. Pohon kelapa mudah tumbuh di sini dan produktif, tapi alangkah sayangya, banyak bajing atau tupai pemakan kelapa. Dan lihatlah disekeliling banyak sekali berserakan buah kelapa yang bolong bekas serbuan bajing-bajing.

Tanaman kapulaga yang kami tanam sudah mulai tumbuh batang baru, pohon albasia sudah mulai bersemi pucuk baru, Tapi rumput dan alang-alang kenapa demikian cepat tumbuhnya?

Mungkin pohon kelapa yang ada perlu ditebang karena tidak pernah memanennya, lihatlah sekitar... bergelimpangan kelapa yang sudah menghitam, bahkan sudah ada yang membusuk menjadi tanah. Dari beberapa kelapa yang jatuh karena bajing, sepertinya ada yang jatuh karena sudah tua di pohon, dan kini kelapa ini tumbuh calon daun ya
ng disebut cikal.

Kelapa yang sudah tumbuh cikal di dalamnya sudah tidak ada air dan kelapanya, melainkan sudah berubah menjadi 'Kenthos' seperti biji, berwarna putih, empuk seperti gabus, rasanya manis tapi sepa. Dan itulah sumber gizi bagi pertumbuhan cikal kelak sampai tumbuh pohon nyiur terlihat janurnya..