Mengulur waktu

menunggu 1 menit saja sesungguhnya terasa lama, apalagi menunggu 1 jam, apalagi satuan waktu berikutnya. Tapi ada yang menunggu waktu ada pula yang mengulur waktu dan keduanya sama-sama membung waktu. Benar saja makanya banyak buku membahas soal waktu, bahkan kitab suci pun membahas khusus soal waktu bahkan sampai bersumpah. Betapa hebatnya waktu.

Sayangnya waktu tidak bisa kumiliki, tapi hanya bisa kulewati saja. Makanya aku sering kali berangan-angan ingin membalik waktu agar aku bisa memulai dari awal agar semua bisa sesuai harapan satuan waktu. Paling tidak, aku bisa mengulur waktu untuk tidak buru-buru meninggalkan jakarta ini karena ternyata perlu persiapan di segala bidang. Apa hubunganya rasa cinta dan dan waktu sebenarnya? kenapa selalu ada kalimat biar waktu yang menjawab, kenapa tidak direncanakan saja dari sekarang maka semuanya menjadi jelas dan ketika waktunya tiba ingin menjawab, maka jawabanya adalah agak mirip mirip sedikit. Di situ ada usaha untuk melakukan perencanaan waktu.

Mengulur waktu untuk menikah muda juga tidak kulakukan, karena aku bisa meraba berdasarkan sadar waktu itu tadi, nanti umur sekian harus punya istri, umur sekian harus sudah punya anak sekian bocah, dan seterusnya. Mengulur kehamilan istri juga tidak kusarankan, karena masa subur seorang wanita ada batasnya. Mengulur pacaran dan jatuh cinta juga sungguh tak bisa ku lerai, karena gagah, tampan dan cantiknya seseorang ada waktu puncaknya. Maka aku tidak kaget kalau banyak teman-temanku yang sekarang belum mau menikah, karena mengulur waktu yang mereka lakukan sungguh kurang memperhitungkan aspek kehidupan secara utuh. waktu yang diulur sebenarnya memperpendek waktu seharusnya. beda halnya kalau mengulur waktu agar terhindar dari ejakulasi dini, ini mengulur waktu yang sungguh menyenangkan bagi kedua belah pihak. Mengulur waktu agar tidak cepat tua, juga sudah ditangkap jauh hari sebelumnya oleh produsen kosmetik, dan berbondong-bondonglah produk anti aging, agar terlihat 1o tahun lebih muda. sungguh kasihan.....

Maka yang hanya bisa kulakukan sementara ini adalah bukan lagi mengulur waktu, namun lebih ke arah manajemen waktu, agar 24 jam adalah sama dengan 24 jam. Hari ini hari yang panjang bagi seseorang yang berjuang keras di negeri orang. Dan ia berulang kali mengatakan sangat lama untuk proses perpanjangan paspor di kbri, padahal hanya seharian. Sementara ia bekerja sudah 3 tahun, alias tiga ratus enam puluh lima hari di kalikan 3. kebayang kan, betaapa relatifnya waktu.

mana mungkin aku memakai anti aging, aku suka dan kerap bersyukur dengan evolusi tubuh dan wajahku saat ini, karena umur tak pernah bisa bohong. Dari pada aku sering dibilang mbois dan wajah kekanak kanakan, haaaa... sekarang tiba saatnya aku menimati wajah dan umur yang kompak. its called by dewasa...
untuk menopang itu semua, gampang saja... bila merasa tua, maka aku melihat lihat foto jaman dulu atau bertingkah, berfikir, berasa seperti masa remaja, dan dijamin aku tak perlu anti aging atau mengulur waktu kembali.