Rolasan

Tepat jam 12, malam jumat ini mataku enggan terpejam dan aku tidak perlu mencari penyebabnya. Sekali-kali begadang konon tidak jadi soal yang penting ada gunanya. Itung-itung sambil menemani istriku yang malam ini belum juga tidur karena sedang membuat adonan buat jualan esok hari. 

jaman yang sudah cepat melampaui adat istiadat, kalau jaman dulu asal sudah kenyang, sandang tak lagi bolong, rumah tak lagi bocor maka hidup sudahlah damai sejahtera. Rupanya kini banyak sekali tingkah manusia di muka bumi ini, karena berbagai faktor orang-orang cenderung mendewakan hidup serba enak dan berkecukupan. Dan akupun larut didalamnya menikmati proses duniawi bersama  berlari mengikuti arus jaman. kini tak lagi bisa hanya cukup murah sandang pangan, tapi lebih dari itu. Tapi sudahlah, aku juga tak bisa munafik lagi kok, memang semua hal menjadi penting demi tercapainya tujuan yang penting halalan toyiban. Bagai hidup seribu tahun lagi bahkan seolah olah hidup selamanya untuk kebahagiaan dunia, dan seakan mati besok untuk kebahagiaan akhirat. Bahkan sebagian orang malam ini tentu sedang ada yang peras keringat banting tulang, dan sebagian yang lain sedang terlena terbawa mimpi malam yang indah.

Melewati detik demi detik jauh dari anak istri selalu punya cerita dan sisi menarik, yang sebetulnya kalau boleh dibilang hanya menghibur diri sendiri, sejatinya sangat tidak menarik. Malam jumat biarlah malam jumat, hanya permainan kata2 bagi mereka yang super lenjeh dan provokasi akan bojo yang nyanding di sisinya. Silahkan saja, semua menjadi pilihan masing-masing. 

Rolasan sendiri malam ini tak mengapa yang penting ada wedang anget, sebungkus kacang, sebatang rokok, sekeping Mp3, sebuah smartphone dengan group teman teman kampung di whatsapp yang selalu seru. Maka mengapa aku harus menggalaukan diri seperti orang-orang di pesbuk sana. Membuka dan membaca kisah orang seharusnya menjadi inspirasi kemajuan, bukannya menjadi beban pikiran dan tertular emosi negatif. Maka yang kulakukan adalah kopas seadanya... haaaaa.

Hp kecilku bergetar dan sms masuk, menanyakan sudah tidur atau belum dan aku belum menjawabnya, karena aku yakin istriku menganggapku sudah tidur lelap. Padahal seharian ia menunggu warung pasti capek karena tingkat daya beli di ujung desa terpencil memang harus super telaten. Dan rejeki sungguh tak pernah tertukar. Puji syukur selalu dengan apapun yang sudah kami capai. wong pedangan memang lebih dari segalanya. Ia mumet, bukan cuma mengurus dua anakku yang bengal dan bandel. tapi ngurus ekonomi mikro yang libat libot dengan sistem kiswong dengan modus trial and error.

Maka bila aku pernah dan sedang/masih nakal, harap dimaafkan, karena aku sungguh jarang malam jumatan seperti normalnya orang-orang diluar sana. komunikasi jarak jauh sering mengandung malapetaka karena penuh dengan syakwasangka dan prasangka buruk, salah paham alias miss komunikasi adalah sumber biang kerok yang harus diwaspadai. Bila nelpon tidak diangkat-angkat lebih dari 3x, naik pitamlah aku, dengan bayangan buruk. Ternyata, si kecil sedang minta dicebokin, atau hp ketinggalan di rumah. Begitu sebaliknya, kalau aku tidak segera membalas sms, atau tlp tidak dijawab maka semua mendadak kacau. Padahal setelah ada penjelasan, owalah... ternyata hape ku stel meneng alias silent. Atau sedang asyik di wasrap bersama teman2 gemblung. Sungguh membuang waktu banyak sekali untuk urusan komunikasi. biyung...biyung...

Sengaja kutaruh ilustrasi gambar ketika biyung bocah tengah hamil tua berisi calon Alya khanza supaya aku kuat menghadapi ujian nasional tahun ini. Bagaimana tidak, soal soalnya sungguh sulit dan dan buku pelajaranya hanya sedikit. Aku seperti kembali merasa muda 1o tahun lagi, tapi aku tidak boleh lalai dan lupa diri. Aku harus memakai prinsip ketat, witing tresna jalaran saka kulina,,, eh tapi bukan... nggak mungkin itu mah, paling yang paling pas adalah cinta tak wajib memiliki tapi berhak ditelateni..

Tantangan di awal tahun 2o13 semakin membuka mataku lebar-lebar bahwa puber ke2 atau ke 3 itu mungkin masih ada. Dan sebaik-baik orang berdosa konon adalah yang mengakui dosa dan kesalahanya lalu memperbaikinya. Tapi kok begini tenan rasanya, man....

semoga semua akan baik-baik saja, dari pada nakalnya nanti, mendingan saat ini. Dari pada saat ini tidak nakal mendingan lurus lurus saja. Tapi mana enak hidup tanpa bumbu garam, gula, daun salam, dan kamijara. Yang penting aku tidak menganut acengisasi, tidak sama sekali. 

Buat yang sedang terlelap menunggu adonan mengembang, inilah aku. Dan kaupun sudah tahu betul siapa dan bagaimana kiprahku dalam hidupmu, hidup kita. Dan bagi yang jauh di sana, tertidurlah dan kita semua telah mengerti tentang apa yang sedang kita hadapi. Percayalah, waktu akan berbicara lantang dan adil bagaimana seharusnya ia berdetak dan menunjukan jarumnya dengan tepat.

wis jam rolas lewih patangpuluh telu (12:43

jak, 31 januari 21o3. Tanggal yang asik buat acara lamaran..... :-P