JEDA SEBENTAR BISA SAJA LUPA


Memulai kebiasaan baik tak kenal batas waktu, sekarangpun bisa saja dimulai syaratnya hanya satu, yaitu mau atau tidak itu saja. Kamar tidur berbayar (KTB) di Jakarta memang tidak murah, tapi untuk urusan tidur aku bisa nyaman di manapun. Yang bagi sebagian orang sering mengalami susah tidur, tidak denganku. Tapi ada kalaunya, apa saja itu? - kalau capek dan kalau ngantuk. :-|

Siapa yang tidak tahu Tanjung Priok itu daerah pantai yang disulap jadi pelabuhan yang tidak pernah tidur, 24 jam sehari, 7 hari seminggu tidak pernah berhenti bekerja. Maka hawa panas menjadi hal lumrah di ibu kotamadya Jakarta Utara ini. 

Untuk bisa bangun pagi, tidur lebih awal. Jam 21 atau 22 lah is ok. Maka jam 04 menjelang azan Subuh bisa terbangun. Karena temperatur tidak ada perubahan secara signifikan dari semalam ke esok pagi maka tidak membuatku bermalas-malas mengikuti hawa dingin. Suhunya masih hangat suhu kamar dan suhu tubuhku ini. Masak air tentu saja untuk bikin teh hangat di pagi hari, soal ketel jangan ditanya, merknya Tori boleh beli secara online di Elevania, Gayana Ji... tapi kelak kalau sudah sukses jangan sombong ya,. tetap berbaik hati dengan fukara masakin dan Ibu yang melahirkan. 

Rupanya hawa menjelang jam 6 kemarin membuatku terhuyung-huyung setelah shalat Subuh, karena jam 5 sudah kubuka jendela. Betapa segarnya, walaupun aku tahu udara pagi Jakarta pasti sudah tercampur dengan residu apa saja yang terbang di udara. Sambil mata ngantuk, ku telfon si kecil, dan rupanya sudah bangun, Alya mandi.. obrolan ngantuk itu ditengarai oleh ibunya anak-anak dan akhirnya hanya cuap-cuap mendengarkan Nahda nakxp00sck#$Wsxpa1cv... *sunyi*

Pukul 7 bangun, dan kunikmati secangkir teh yang sudah suam-suam kuku. Sedikit gula membuat rasa penasaran ada manis-manisnya dikit. Teh ini kubaawa dari kampung halaman hasil racikan petani. Khas dan nikmat tiada tara. TIba-tiba, ting... ada pesan masuk di whatsapp. Pa, mau roti nggak? aku jawab, tidak..aku lagi sarapan 2 telor ayam kampung diceplok. Tidak lama kemudian, pesan masuk lagi, ini ada yang nganterin roti, gemana ya? Aku jawab, ya kalau pengirimnya tidak kenal nggak usah dimakan, kasih saja ke orang. Hening lagi...

Aku ambil handuk, dan lihat jam udah jam 7 siap-siap mandi, lah kok.. ini kan tanggal.... dan kutelpon istriku. Aduh, maap... ya aku nggak sadar 'hepi besdei ya..' bla bla.. sebaris doa ku panjatkan. Keluarga April ya begini jeda seminggu, nanti Alya juga sebentar lagi. Tapi kenapa sekarang aku mudah lupa? apa  gara-gara android? atau umur? entahlah....

Sampai siang, ia merajuk dan komplain sudah melupakan hari bersejarah dan lalai dengan perhatian. Wanita sekali, kan?