Terjatuh

Makin terampil berlari dan bergerak si kecil lupa akan teory safety first. Pamitan dari warung dan ikut sama mbaknya pulang. Tanpa dituntun dan memang suka menolak karena merasa sudah bisa, dan kedubruk jatuhlah ke aspal, melanjutkan bermain di rumah. Si mbak aya tentu saja belum cakap soal soal perawatan PPPK, mereka langsung ceriwisan. Sore, si ibu baru pulang dari tempat bekerja di warung nan sepi, mengharap setetes rekeki, baru tahu kalau si kecil terjatuh, dan dibersihkan dan diberikan beberapa tetes obat antiseptic. Hari ke dua si kecil panas, dan tempurung kaki kanan panas dan bengkak, bekas luka kecil kemarin merekah. Lalu dibalut preban, benar2 perawatan tanpa ilmu kanoragan.

Hari ketiga, makin parah dan tiap malam tidak bisa tidur selalu menangis menahan sakit. Hingga aku pulang kuperiksa dan kupaka tekuk dengkulnya, ahai perihnya pasti, meronta tapi nanah keluar dari bekas luka. Kumarahi pelan pelan istriku yang mulai kepayahan, ini infeksi, kenapa tidak langsung dibawa ke dokter dll..

Lalu kugendong sikecil dan kubawa ke klinik takutnya tetanus. Dan diberilah obat, hari beriutnya si kecil mulai mau berdiri.

Si ayah yang terkenal garang dan muka masam tak berkutik menitikan air mata ketika sampai rumah minggu pagi melihat si kecil tidak bisa bermain dan berselimut. Nggak mau ketawa, senyumpun tidak..

Bercumbu juga seketika enggan mencoba..