Nggrentes
Tinggi Hati
Just Nipong
Mimik Kacang
Pink aya
Ble gi tu..
---- Sent using a Sony Ericsson mobile phone
Mentari terakhir di senja Juni (3)
Mentari terakhir di senja Juni (2)
Mentari terakhir di senja Juni
"Lama sekali, pulang sendiri ajah, Rin" Pinta Joyev dengan bersungut-sungut.
Mereka terlihat bercakap melalui telfon dengan serius.
Joyev memasukan hp ke sarungnya yang sudah lusuh dengan resleting yang sudah mulai macet. Kemudian kembali masuk ke kamar dan menerawang. Ia gelisah dengan rasa kangen yang berkobar setelah ia ketahui, kekasihnya pergi bersama teman-temannya untuk berpiknik. Ia tahu resiko yang akan dirasakannya ketika memutuskan untuk tidak turut serta karena kesibukan kerja.
Sementara itu, Sarinah terus membidik pemandangan dengan kamera SLRnya yang berat. Sesekali merangkak di pasir putih mengejar kerang yang berjalan lambat. Ia memisahkan diri dari kelompok wisata tahunan yang diadakan oleh perusahaannya. Setelah puas membidik semua sudut pemandangan dan mengabadikannya, ia kembali ke hotel dan mandi.
Malam beranjak, Joyev menghisap kejenuhan dengan sebatang rokok yang disulut dengan korek api kayu dengan kotak bergambar durian. Ia mengamati bahasa aneh yang tertulis pada kotak korek itu. Detik yang ia lewati satu demi satu tidak membuat malam beranjak cepat menjadi pagi. Ternyata teramat berat beban perasaan yang harus ia pikul dengan cinta yang tak seimbang itu. Hari-harinya merupakan siksa yang sulit dibendung kecuali dengan menghabiskan waktu dengan bekerja. Dan inilah hari minggu yang belakangan ia benci jika tanpa kehadiran Sarinah.
Hp berkasing merah itu bergetar, panggilan masuk bertuliskan Sarinah tertera di layar mungil itu, dengan sigap, Joyev menyergap hp itu.
“Hallo…?”
“Joy, kau lagi apain?”
“hhhh…” menghela nafas, Joyev
“lagi nunggu kabarmu, di sini sudah gak karu-karuan, kau dengan santainya main game.”
“Hei, denger dulu.. kau pasti salah sangka, aku di sini tadi main game, permainan sama teman-teman, ada tebak-tebakan dan lain-lain.” Jelas Sarinah
“kenapa gak bilang?”
“Kenapa kau gak Tanya?, kalau Cuma main game di henpun atau leptop buat apa? Mana pernah aku mengabaikanmu dalam keadaan senggang.” Suara Sarinah mulai meninggi
“Ya sudah, aku minta maaf, rin..”
“Iya nggak papa, hmm.. kenapa belum tidur jam segini?”
“Nunggu kabar dari kamu, aku kangen…” Joyev dengan nada yang mulai melembut
“iya, aku juga..”
Mereka berbincang di telfon sampai larut malam. Di ujung timur
“Rin, masuk..! udah malam, kenapa belum tidur?”
“Ah, ayah bikin Ayin kaget ajah..”
“Telpon dari siapa rupanya?”
“Dari teman sekolah di
Joyev hanya bengong memandangi layer hpnya yang tiba-tiba mati, dan tidak menunggu lama kemudian sebuah pesan masuk yang mengatakan bahwa ia dipanggil ayahnya karena sudah malam dan mengucapkan selamat tidur. Hatinya belum puas ngobrol untuk melepas kangen bersama kekasihnya yang ia kenal 2 tahun yang lalu. Malam minggu itu ia habiskan menonton televisi dan sesekali menjawab sms dari orang yang ia sayangi.
2 tahun yang lalu, Joyev mengenal sosok Sarinah tanpa sengaja dan bertemu begitu saja di suatu tempat ketika ada pameran foto di sebuah galeri di
Kemangi dan Faedahnya
Berbagai sumber, smallcrab
4 drajat
Avatar
Hujan masih saja....
Apa iya ada yang berubah memaknai ramadhan seiring bertambahnya umur?
hoh...iya, ada, dan mungkin banyak...
Bagi yang menyongsong, hingga melepas Ramadhan dengan perasaan biasa-biasa saja, tanpa bungah dan keindahan, bisa jadi yang menghadapi kehidupan ini seperti sesuatu yang harus sesuai keinginannya. Tidak ada jeda untuk senyum dan tawa, tidak ada kompromi untuk bermain-main, dan semua tentang pencapaian.
Semua cara bisa saja dilakukan orang untuk mencapai apa yang diinginkannya, tapi bagiku mencapai sesuatu adalah hal yang prosesnya seperti guyuran hujan, membuat tanah basah, biji-bijian bersemi, bunga bermekaran, dan memanen.
Masih dengan rasa bahagia menyambut buka puasa di tengah hujan rintik,
selamat berbuka puasa, pencinta hujan di manapun berada.
Yang mrengut, segeralah tersenyum, karena berwibawa bukan harus menekuk pipi.
biasa ajah, tidak perlu lebay... kata Bang Jack di serial PPT 4 pagi tadi.
Tanpa tantangan
Onje
Lebaran menanti, dimana ayam kampung kesukaanku akan dimasak dengan onje yang diungkep. Dari sekian tempat makan yang kucoba di kota besar macam Jakarta, belum kutemukan kelezatan setara Ayam Kampung ungkep masak Onje.
Onje apaan, sih?
orang sundanesse bilang, honje..
Dia adalah tanaman sejenis lengkuas, tapi lebih besar batangnya, lebar daunnya, tingginya seperti tebu tapi tanpa ruas di batangnya.
Onje mengandung 70% air didalam batang mulai dari pangkal hingga pucuknya. Harum dan wangi yang khas. Bila kita pernah meneguk setetes pocari sweat, hampir seperti itulah rasanya. Air onje adalah asam segar, dan beberapa orang percaya cairan tersebut bisa menyembuhkan iritasi mata, baik karena virus seperti belek, maupun karena debu.
Onje sebagai rempah bumbu, cukup hanya memotongnya dan belahlah dagingnya lalu campurkan langsung dalam ungkepan masakan. Bisa juga dimemarkan agar cairannya menyatu dengan bumbu lainya.
Tanaman onje juga berbunga setiap setahun sekali, bunga onje kita kenal sebagai kecombrang. Kecombrangpun sangat lezat untuk taburan pada sayuran pecel atau rujak.
Ayam Onje,
mantappp...!!
Teringat akan seorang teman yang memesan benih onje, berupa batang bawah yang bisa distek langsung ke dalam tanah. Buat hiasan depan rumahpun mantap....
hari 1
Beres
Substansi permohonan maaf dan ucapan tulus tidak kena ke hati kalau cuma lewat sms, apalagi berlomba-lomba dengan rangkaian kata-kata yang dibuat-buat. Tapi memang begitulah cara orang ketika mengexpresikan hal melalui fasilitas canggih di jaman ini. Aku rindu kartu pos, maupun surat berprangko yang ketika membukanya saja sudah gemetaran tangan, berdegup jantung.
Sore ini hilal akan dilihat dari ufuk barat, aku yang sering kebetulan melihat anak bulan, atau bulan sabit yang menandai awal bulan hijriah pernah berbagi kepada seorang kawan, bahwa kalau tidak sengaja melihat bulan sabit, pertanda bagus dan akan panjang umur. Aku juga kata orang, dan aku pastikan itu adalah mitos dan hoak. Hoak, kalau kata kawanku biasanya diikuti kata cuih...
Menjelang sore, entah kekuatan apa yang membawaku masuk ke ruangan sesorang dan membahas tentang data yang disinggung pada blog sebelumnya. Semua isi hati dan pikiran tumplek blek didengarkannya. Meski cuma didengarkan, paling tidak aku tidak menggrundel di belakang. Perkara ada efek atau tidak, aku sudah melakukan salah satu bentuk usaha demi perbaikan semua, bukan semata-mata diri ini. Diri ini itu sering ditemukan pada lirik lagu-lagu jadul karya Obi Mesakh dan rinto harahap. Adjument apapun nanti yang akan terjadi, aku sangat apresiasi terhadap manajemen, tapi tidak sedikitpun menghalangi niatku untuk segera bergabung dengan keluarga.
Satu per satu masalah mulai beres, tinggal konsentrasi ke hari yang penuh dengan rahmat dan ibadah berlipat. Semoga aku bisa menunaikan ibadah puasa dengan baik, dan semata-mata hanya mengharap ridha Illahi.
Selamat Berpuasa
Pasrah
Hanya tertawa saja yang kudengar di sana, sementar aku tetap menyanyikan lagu ini sampai kelar. Seneng ternyata bisa menghibur orang, bagaimana orang tidak berbondong-bondong pengin jadi artis? ya terkenal, ya selalu terhibur. Bete No, hiburan Yes, kira-kira barangkali demikian slogan mereka. Sepanjang hidupnya akan dibuat dengan warna gembira, tak sedetikpun rela duka lara menghampiri. Somelekete, mungkin demikian cibiran khasnya..
Menyoal lagu pasrah, kami pernah punya genk dengan hobi yang sefaham, yaitu menyukai seni musik. Pada jamannya, kami membuat grup band ala kadarnya dengan peralatan seadanya, yang ada di rumah masing-masing dibawa serta untuk latihan.
Lagu pop dan rock sangat jarang dimainkan karena selera pasar di sana saat itu, kurang bersahabat. Ketika menyanyikan lagu tersebut, terlihat jelas raut para penonton tidak menyukai lagu yang kami bawakan. Dan lagi-lagi kami mengikuti selera pasar, bukan demi latihan. Maka lagu wajib yang kami selalu sodorkan untuk membuka latihan adalah lagu pasrah yang dipopulerkan oleh Leo Waldy.
Group itu bubar, menyusul temanku, gitaris, yang juga masih sepupu mendaftar ABRI, sementara Eko Waluyo mendaftar Polisi Hutan di Perhutani, Sementara Kiswong mendaftar ke Genoa sebagai Sea Man. Perjalanan dan warna hidup manusia dimulai pada usia belasan tahun. Aku hanya pasrah mendapati pasport yang kuurus di emigrasi Cilacap, seharga 500.000 pada jaman 95 ternyata visa bodong yang diperoleh. Gagal berangkat ke Eropa sebagai TKI, maka melanglang buana ke Bandung dan Jakarta.
Eh, beberapa puluh tahun berikutnya lagu pasrah dinyanyikan dan diaransemen ulang oleh Ahmad Dhani, seorang pesohor pentolan Dewa19, band dan tokoh favoritku.
Menikmati lagu pasrah dari sisi Ahmad Dhani sungguh lantunan yang mendentum. Tapi aku pasrah, karena lagu yang pernah kuperdengarkan kepada seseorang teman itu kini sudah raib entah di mana.
Memulai Akhir
Lalu apa?
Hijrah adalah penting dan selalu mempunyai dampak besar dalam hidup seseorang. Ketika aku hujrah dari kampung ke kota, adalah keputusan besar sepanjang hidup dan tidak mungkin terulang. Kalau saja, saat itu aku tidak memutuskan untuk merantau, aku tidak tahu hidupku seperti apa dan ada di mana. Mungkin sudah Australia kali, atau sudah menjadi juragan kangkung di kampungku. Kok? ya iyalah... kalau mau berkhayal yang tinggi sekalian.
Tapi kemarin dapat kejutan dari bagian tertentu yang mengirimkan data karyawan, yang seharusnya menjadi rahasia, lah kok disebarluaskan. Dalam hati bertanya, apakah itu merupakan kesengajaan atau tidak, tapi semuanya jelas bahwa seluruh nama karyawan tercantum baik dengan data golongan, grade, tanggal masuk, dan lain sebagainya, untuk info gaji memang tidak tercantum, tapi dari sana kelihatan siapa menilai siapa dan apa yang dinilai. Mosok anak kemarin yang baru masuk, sudah nyalim diri ini yang sudah berjuang sekian tahun.
Ngiri dot net? ya hura lah... justru aku sangat senang akan segera memberikan kesempatan bagi lulusan terbaru menggantikan posisiku. Cuma, beberapa teman yang sudah senior sepertinya sudah tidak ada apresiasi. Penilaian yang dilakukan setiap 6 bulan sekali tidak merubah apapun terhadap perbaikan kesejahteraan. Lah kok yang baru masuk, sudah nangkring dengan golongan di atas orang yang sudah puluhan tahun.
Masih ingat tak? alah...paling tidak ada yang ingat...
Bagimana ketika ada kerusuhan 98, siapa yang turut ronda mengamankan kantor kecil yang belum berkembang dengan manajemen canggih?
Nggak usah diingat. Nggak akan ada nilainya...
Entahlah.. tapi data nyasar ini, sunguh membuatku semakin yakin bahwa pekerjaan ini sangat pantas untuk ditinggalkan.
Aya, Nipong...
bentar lagi ya?...
when she comes to hanif's in
Judule ora nggenah, tapi yang penting bikin bingung....
Ayo Ay, eksyen...
hordeng kamar mas hanif masih saja jarik bekas dan belum juga diganti. Biar ajah...
sing penting gak lihat gelap malam dan dihantui bayangan, ya kan Han?
Aya, kenapa kau suka naik meja? ora ilok...
trigan nemen kotah yoh
Ilmu padi
Orang agak pinter pernah punya moto: jadilah ikan, meski ia berenang di lautan ia tak ikut asin karenanya. Moto ini gagal kuterapkan, karena banyak faktor yang tidak perlu diumbar di sini. Namun banyak pula yang dengan tabah bisa menerapkan semboyan itu, dan benar-benar masih bisa kutemui orangnya yang masih setia dengan keadaan sebelum urban di mari.
Rumah internetku ini di wilayah pojok gunung dan nyaris tak seoranpun dapat melihat ini apalagi mampir ke sini. Ini hanya rentang dari janggalnya rasa dan pikiran yang terus mengobarkan semangat untuk menulis. Tidak perlu memikirkan siapa yang sudah membaca, dan kenapa tidak menanggapi. Tapi mana mungkin, di internet aku tak bisa sembunyi dari manapun. Paling aman menulis memang hanya di buku diari yang setelah menulis kutaruh buku itu di tempat yang aman.
Dan tak perlu pula aku bercerita tentang apa saja yang sudah kulakukan, tentang berapa banyak uang yang kubelanjakan, tentang pengemis mana yang sudah kuberikan sumbangan. Mana mungkin aku membuat orang lain iri dan derita sosial yang mana jaman ini rentan terhadap dampak sosial.
Allah, curahkanlah rasa aman dan tenteram dalam sanubariku agar menjadi sosok yang amanah, jujur dan jauh dari hal-hal yang membuatku buta kebenaran. Kekayaanmu yang mahal luas, dan beberapa mahluk-Mu sudah kau beri sesuai kehendak-Mu. Dan ketika kehendakmu jatuh kepadaku, tunjukanlah aku jalan yang kau rahmati. Jauhkan dari sikap riya dan ingin dipuji oleh sesama.
Aku ingin meniru untaian padi, yang ketika berisi semakin menunduk.
Pencapaian dunia memang sangat menggoda kita untuk ujub dan seringkali membuat orang lain iri.
Bareng-bareng
"Maem.." teriak Alya kepada ayahnya
Lalu datang lagi ke Kakaknya dan mengatakan hal yang sama. Ngomongnya belum lancar tapi sudah mulai jelas apa maksudnya. Dengan sigap ibunya anak-anak menuangkan air teh hangat di gelas besar dan mengambilkan nasi putih di piring beling itu.
Betapa bahagianya saat-saat indah berkumpul bersama keluarga walaupun menyantap ala kadarnya. Meski lidah ini sering merasakan aneka masakan aneh di kota besar, akan tetapi untuk menyantap hidangan yang disediakan istri dan direcokin anak-anak merupakan rasa syukur bagi kami yang tak terhingga. Kami jarang sekali mengeluh terhadap keadaan yang kami hadapi, selalu mengedepankan diskusi dan bila perlu melibatkan anak-anak untuk urusan yang masih ringan. Tidak ada salahnya meminta pendapat kepada anak kecil meski itu hanya untuk pembelajaran.
Tidak ada yang istimewa buat kami banggakan, tapi meski sementara hidup berjauhan kami tetap sepakat menjalin komunikasi yang baik dan saling menjaga diri. Bila satu dan lain hal ada kerikil dan sandungan pasti itu dariku yang suka sembrono. Allah sudah menetapkan apapun bagi mahluknya maka dari itu kami tidak akan merengek untuk memaksa diri memiliki sesuatu yang belum sempat kami dapatkan.
Kami akan belajar kepada butir benih ketika ditanam akan menjadi ratusan butir biji, dan seperti itulah sesungguhnya ketenangan batin bisa diraih. Infak dan terus berusaha sekuat hati untuk berbagi kebahagiaan kepada yang membutuhkan. Kami yakin kemudahan urusan akan diberikan bagi hamba-hamba yang rajin berbagi.
Janji Allah itu pasti, maka kami meminta agar kami bisa berkumpul dalam waktu dekat dan bersinergi menyatukan pikiran dan tenaga untuk tantangan berikutnya yang pasti tidak ringan.
Fokus
Tidak usah tengok atas, tengoklah ke bawah dan sekitar agar rasa syukur terus mengalir dalam tiap detak nadi.
Sangat sedikit orang yang sukses yang tidak mengecilkan orang lain, untuk itu ketika sukses menyapamu tetaplah berlaku sederhana dan sopan terhadap siapapun. Lebih mulia mana antara dicintai Allah dengan dicintai manusia? Kalau orang-orang berbondong-bondong memperlihatkan kasih sayang kepada kita ketika pada posisi enak, tidaklah heran dan patut waspada karena mereka pasti hanya dekat karena apa yang kita miliki.
Biasa-biasa saja, mas...
njih...
Tentang Pernah
re-denominasi
Pada dasarnya kita sering tanpa sengaja melakukan re-denominasi, yaitu menyingkat angka ketika bertransaksi di pasar atau dengan seseorang.
"berapa harganya mas?"
"7.5"
karena belum ada standarisasi, maka 7.5 bisa membuat ragam asumsi, 7.5 juta, atau 7.5 ribu. Di mana pun di muka bumi ini, nilai tukar rupiah antar negara tidak akan pernah sama. Karena yang paling stabil sampai saat ini adalah alat tukar berupa dinar dan dirham. Alat tukar dari jaman kolobendo ini sampai sekarang ampuh melawan krisis.